Minggu, 12 Agustus 2018

PERAN MANUSIA DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN



1.1. Pendahuluan

            Teknologi informasi lahir seiring dengan adanya perkembangan peradaban manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki tingkat kecerdasan tertinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Oleh karena itu manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan komunikasi dan informasi sehingga manusia dapat berkomunikasi dengan lebih cepat dan lebih baik.
            Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan kita. Ini sudah menjadi kata kunci dan berperan amat penting dalam hampir semua sisi kehidupan manusia. Jika sebelumnya informasi yang dulunya bersifat terbatas dan rahasia hingga suatu informasi hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu. Juga dalam memperoleh informasi tersebut dibutuhkan waktu  yang tidak secepat saat ini dikarenakan oleh keterbatasan perangkat, jarak dan waktu. Sebelum kita mencapai pada teknologi dan informasi yang kita rasakan saat ini, dapat kita lihat sejarah perkembangan teknologi dan informasi yang diciptakan oleh manusia.

1.2. Manusia dalam Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi.

            Sejarah perkembangan teknologi informasi dapat dibagi ke dalam 4 (empat) era yaitu:  Era Pra-Mekanis, Era Mekanis, Era Elektromekanis, dan Era Elektronik. Beberapa era diantaranya masih memberikan pengaruhnya kepada kehidupan manusia hingga kini. Berikut adalah perjalanan sejarah perkembangan teknologi informasi selengkapnya.
I.      Era Pra-Mekanis
Era pre-mekanis adalah era dimana manusia pertama kali mulai berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi atau gambar di dinding goa. Selain ditemukannya sistem huruf atau alfabet dan sistem angka,  beberapa teknologi lain yang ditemukan pada era ini adalah kertas, pena, buku, dan kalkulator.
Sejarah perkembangan teknologi informasi pada era pra-mekanis berlangsung antara tahun 3000 SM hingga 1450 M. Pada tahun 3000 SM, Bangsa Sumeria di Mesopotamia telah mengembangkan tulisan pertama. Sebelum tulisan ditemukan, bangsa Sumeria berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mereka catat dengan menggunakan gambar sederhana. Mereka menulis di atas lempengan tanah liat dan kemudian mengembangkan naskah yang kita kenal sebagai runcing atau berbentuk baji.
Kemudian, sekitar tahun 2600 SM, bangsa Mesir kuno mulai menulis pada daun papirus. Bangsa Mesir Kuno juga merupakan bangsa yang pertama kali menemukan sistem angka. Selanjutnya, sekitar tahun 2000 SM, bangsa Fenesia yang menempati sepanjang pantai Laut Mediterania menciptakan berbagai simbol-simbol. Alfabet Fenesia sendiri baru dikembangkan pada sekitar tahun 1200 SM yang berasal dari prototipe Bangsa Semit. Alfabet Fenesia merupakan akar bagi alphabet Yunani yang kita kenal sekarang. Dengan ditemukannya sistem alphabet dan kertas, manusia kemudian mencoba untuk menyimpan apa yang ia tulis ke dalam tempat penyimpanan. Di sinilah buku dan perpustakaan pertama mulai berkembang.
Terkait dengan sistem angka yang juga mulai berkembang di era pra-mekanis, sekitar tahun 100 M telah ditemukan sistem angka 1-9 pertama di India. Lebih dari tujuh abad kemudian, ditemukan angka nol. Setelah ditemukannya sistem angka, manusia kemudian mengembangkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk melakukan sesuatu terhadap angka-angka tersebut. Alat tersebut adalah kalkulator yang merupakan penanda pertama dari sebuah prosesor informasi. Kalkulator kuno atau abakus adalah salah satu teknologi yang ditemukan pada era pra-mekanis setelah berkembangnya sistem angka.

II.     Era Mekanis
Era mekanis adalah era dimana manusia pertama kali mulai melihat kaitan antara teknologi yang kita gunakan pada era kini dan era lalu. Era mekanis pada perkembangan teknologi informasi berlangsung antara tahun 1450 hingga 1840. Era mekanis adalah era dimana ledakan informasi terjadi untuk pertama kalinya. Hal ini ditandai dengan  ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg dan perkembangan buku. Berbagai teknologi baru lain yang juga dikembangkan pada era mekanis adalah komputer melalui teknologi analog/mekanik dalam mengolah data aritmatik yang ditemukan oleh Charles Babage. Selain itu, teknologi lainnya yang juga ditemukan pada era mekanis adalah Pascaline yaitu komputer mekanis yang sangat terkenal yang ditemukan oleh Blaise Pascal. Selain berbagai temuan-temuan teknologi baru, berbagai mesin yang berbeda pun diciptakan pada era mekanis misalnya kalkulator.


Difference Engine No. 1, dirancang untuk menghitung dan menabulasi fungsi polinomial.



III.    Era Elektromekanis
Penemuan cara memanfaatkan listrik adalah kunci kemajuan yang dilakukan selama periode ini. Data dan informasi bisa diubah menjadi impuls listrik. Ini merupakan era awal dari telekomunikasi. Telekomunikasi adalah alat dan teknik yang digunakan untuk transmisi informasi jarak jauh melalui kabel atau radio/satelit tanpa merusak atau hilang karena gangguan. Era elektromekanis sendiri berlangsung selama satu abad yaitu antara tahun 1840 hingga 1940. Beberapa teknologi revolusioner ditemukan pada era elektromekanis seperti batere volta pada akhir abad 18, telegraf di tahun 1800an, kode Morse diciptakan di tahun 1835 oleh Samuel Morse, telepon di tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell, radio diciptakan oleh Guglielmo Marconi di tahun 1894.
Teknologi lain yang ditemukan pada era elektromekanis adalah komputer digital. Komputer digital otomatis berskala besar pertama dibuat di Amerika Serikat dengan nama Mark 1 yang diciptakan oleh Universitas Harvard sekitar tahun 1940. Komputer ini memiliki tinggi 8 kaki, panjang 50 kaki, dan lebar 2 kaki dengan berat sekitar 5 ton. Pada era ini juga muncul konsep teknologi komunikasi satelit. Semua teknologi tersebut merupakan langkah awal menuju sistem teknologi informasi modern.

Era elektronik adalah era yang kita jalani saat ini. Era elektronik berlangsung sejak tahun 1940 hingga kini. Beberapa temuan penting pada era elektronik adalah komputer berkecepatan tinggi pertama yang menggunakan tabung hampa yang bernama ENIAC, program penyimpanan komputer pertama, komputer komersial pertama yang bernama UNIVAC. UNIVAC atau Universal Automatic Computer adalah komputer pertama yang ditujukan untuk kepentingan komersial. Selain itu  ada juga ENIAC atau Electronic Numerical Integrator Computer adalah komputer digital pertama berkecepatan tinggi yang diprogram ulang untuk mengatasi luasnya permasalahan komputer.

Mark 1, Komputer Pertama
 ENIAC  dirancang untuk digunakan oleh militer Amerika Serikat.  Mesin ini lebih besar dibandingkan dengan Mark 1.Berbagai evolusi teknologi komputer, teknologi komunikasi satelit, dan sistem komunikasi dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi karena ditemukannya  media penyebaran informasi melalui serat optik. Dengan ditemukannya serat optik manusia dapat menyebarkan dan memperoleh informasi dengan sangat cepat, kecepatan tersebut yang menggunakan kecepatan cahaya yaitu 3x108 m/detik, artinya dalam 1 detik informasi dapat mengelilingi bumi sebanyak 7 kali dengan menggunakan perangkat fiber optik.

1.3. Sistem Informasi Manajemen (Management Informastion System)

            Sistem Informasi Manajemen (MIS) berfokus pada manajemen teknologi informasi untuk memberikan efisiensi dan efektivitas atau strategi pengambilan keputusan. Konsepnya dapat mencakup sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, sistem pakar, atau sistem informasi eksekutif. Istilah ini sering digunakan dalam studi akademis bisnis dan memiliki hubungan dengan bidang lain, seperti sistem informasi, teknologi informasi, informatika, e-commerce dan ilmu komputer; akhirnya, istilah ini digunakan bergantian dalam beberapa bidang.
Penerapan prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen dengan cara yang tepat akan memberikan keuntungan bagi Perusahaan. Dengan menerapkan perencanaan yang terinformasi, dan menggunakan informasi Manajemen yang tepat dapat memberikan hasil  yang diharapkan, dan meningkatkan tingkat koordinasi antara berbagai departemen perusahaan.
Selain itu, Sistem Informasi Manajemen dapat memiliki kontribusi positif pada evaluasi kinerja karyawan dan perbaikan di Perusahaan dan juga dapat berfungsi sebagai alat yang berharga untuk mengidentifikasi posisi perusahaan saat ini di pasar dan merumuskan strategi perusahaan kedapan.
Ada 5 fungsi penting dari Sistem Informasi Manajemen yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
-    Mengumpulkan data. Pengumpulan data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang.
-    Menyimpan data. Menyimpan data dalam format yang umum sehingga data tersebut dapat digunakan dengan cepat kapanpun dibutuhkan.
-    Memperbarui data. Memastikan bahwa pembaharuan data yang dilakukan telah disimpan kembali dengan baik.
-    Pengolahan data menjadi informasi. Penerapan berbagai metode analisis dengan bantuan teknologi informasi untuk mengubah data mentah menjadi informasi yang dibutuhkan.
Menyajikan informasi kepada pengguna. Meningkatkan tingkat penyajian data yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait.
Agar Sistem Informasi dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang dibutuhkan diperlukan gabungan informasi, pengetahuan dan kerjasama antara bagian-bagian terkait didalam sebuah organisasi, hal tersebut dapat digambarkan seperti diagram dibawah:

I.      Konsep Sistem Umum
Banyak konsep dari konsep sistem secara umum dapat diterapkan secara langsung pada organisasi dan Sistem Informasi Manajemen. Konsep ini menekankan pentingnya untuk memeriksa dan menganalisis bagian individual dari sistem atau organisasi. Hal ini dikenal juga sebagai pendekatan reduksionis. Namun juga sangat penting untuk melihat sistem secara keseluruhan, dimana keseluruhan lebih baik daripada sebagian. Hal ini dikenal sebagai pendekatan holistik. Sistem terdiiri dari bagian-bagian sub-sistem, dimana satu dan lainnya saling berhubungan.

II.     Sifat Informasi dan Komunikasi Data
Pengolahan data menjadi informasi dan mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan kepada pengguna adalah inti dari Sistem Informasi Manajemen. Data adalah istilah untuk pengumpulan fakta dan angka, jam kerja, nilai faktur, nomor bagian, tingkat penggunaan, barang yang diterima, dll. Fakta dasar disimpan, dianalisis, dibandingkan, dihitung, dan kemudian diolah  sesuai kebutuhan prosedur dalam bentuk yang diperlukan oleh pengguna, yaitu pengelola, yang kemudian disebut informasi.
III.    Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum meliputi komputer, telekomunikasi dan elektronik lainnya. Hal tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap semua aspek kehidupan termasuk organisasi dan Sistem Informasi Manajemen.

IV.   Struktur dan Proses Organisasi
Organisasi merupakan sebuah struktur yang dibuat berdasarkan prosedur dan tujuan tertentu dan dapat beradapasi dengan perubahan lingkungan. Dengan adanya Sistem Informasi Manajemen dalam suatu organisasi dapat membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuan, merencanakan dan mengendalikan proses operasional, dapat membantu dalam menghadapi ketidakpastian, membantu beradaptasi dalam perubahan atau bahkan dapat membantu untuk memulai suatu perubahan.

V.    Prinsip Kontrol Umpan Balik dan Tindakan Antisipatif
Kontrol adalah proses memastikan bahwa operasi berjalan sesuai dengan rencana dan pada tingkat yang paling dasar dilakukan dengan membandingkan hasil aktual atau output sistem terhadap target dan menggunakan perbedaan yang ditemukan untuk menyesuaikan sisi input dari sistem sehingga membawa kegiatan sesuai dengan target  yang ditentukan.

VI.   Teknik perencanaan dan pengambilan keputusan
Perencanaan dan pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai fungsi utama dari manajemen dan tersebut berlaku pada setiap level manajemen.
Perencanaan adalah sebuah proses untuk menentukan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu, dan bagaimana cara melakukannya. Sehingga kegiatan manajemen dapat menjadi efektif dan efisien.

VII. Fungsi dan Level Manajemen
Nilai dari sebuah informasi berasal dari tindakan yang diambil oleh manajemen sebagai sebuah hasil dalam menggunakan informasi tersebut. Oleh karena itu seorang ahli informasi harus dapat mengetahui apa jenis tugas dan fungsi manajemen dan apa yang harus dilakukan agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan dapat digunakan oleh tiap level manajemen.
1.4. Komponen-komponen Sistem Informasi Manajemen

            Bicara tentang Sistem Informasi Manajemen tidak terlepas dari Infrastruktur fisik sebagai penunjang sistem itu sendiri yang dapat disederhanakan antara lain :
1.     Hardware (perangkat keras) meliputi komputer, processor, mainboard, hardisk, monitor, keyboard, mouse, printer, speaker dan sebagainya.
2.     Software (perangkat lunak) meliputi sistem operasi dan aplikasi perangkat lunak.
3.     Data / informasi untuk pengambilan keputusan
4.     Procedures (pedoman, pengembangan dan pencatatan)
5.     People (manusia sebagai pembuat sistem dan pengguna ) meliputi programer, analyst, operator, software engineer.
Hardware, Software, dan People saling terkait satu sama lain untuk mengolah data-data yang dimiliki suatu organisasi ditambah dengan prosedur yang tepat maka akan dapat menghasilkan suatu sistem informasi terpadu bagi para pengambil keputusan dalam organisasi/bisnis.         
1.5. Manusia sebagai bagian dari Sistem Informasi Manajemen

            People adalah orang yang menggunakan, memakai ataupun mengoperasikan perangkat komputer atau definisi lain adalah manusia yang terlibat dalam mengoperasikan atau pemakaian serta mengatur sistem dalam perangkat komputer. Yaitu programer, System analyst, operator, software engineer.

I.      Programer
Programmer adalah individu yang menulis / membuat perangkat lunak komputer atau aplikasi dengan memberikan instruksi pemrograman khusus komputer. Kebanyakan programmer memiliki keahlian komputasi yang luas dan latar belakang pengkodean di beberapa bahasa dan platform pemrograman, termasuk Structured Query Language (SQL), Perl, Extensible Markup Language (XML), PHP, HTML, C, C ++ dan Java.
Seorang programer juga dapat berspesialisasi dalam satu atau lebih bidang komputasi, seperti basis data, keamanan atau pengembangan perangkat lunak / firmware / seluler / Web. Individu-individu ini berperan untuk pengembangan teknologi komputer dan bidang komputasi.
II.     System Analyst
Seorang analis sistem adalah seorang profesional dalam bidang IT yang memiliki posisi tinggi dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa sistem, infrastruktur dan sistem komputer berfungsi seefektif dan seefisien mungkin. Seorang Analis sistem memiliki tanggung jawab untuk meneliti masalah, mencari solusi, merekomendasikan program tindakan dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan. Mereka mempelajari sistem saat ini, prosedur dan proses bisnis perusahaan dan membuat rencana aksi berdasarkan persyaratan yang ditetapkan.
Analis sistem perlu menguasai dengan sistem operasi yang berbeda, konfigurasi perangkat keras, bahasa pemrograman, dan perangkat lunak dan platform perangkat keras. Mereka dapat dilibatkan mulai dari tahap analisis proyek hingga tinjauan pengkajian pasca penempatan.
III.    Operator
Operator komputer adalah orang yang mengendalikan sistem komputer. Secara tradisional, istilah "operator komputer" telah digunakan sebagai gelar atau pembedaan profesional, namun karena penggunaan komputer sudah menjadi bagian dari kehidupan utama saat ini, operator dapat diartikan kepada siapa saja yang berinteraksi dengan berbagai jenis perangkat komputasi (termasuk perangkat media pintar serta laptop dan komputer desktop).
Peran operator komputer telah berubah selama bertahun-tahun sehubungan dengan evolusi bertahap teknologi komputer. Operator komputer saat ini adalah para profesional terlatih yang ditugasi dengan tugas-tugas memelihara perangkat keras dan data komputer, memantau dan menanggapi kesalahan , dan memberikan dukungan untuk pihak ketiga. Operator komputer profesional secara tradisional bekerja di ruang server dan pusat data, tetapi sekarang sering bekerja dari jarak jauh.
IV.   Software Engineer
Software Engineer seseorang yang melakukan studi terperinci mengenai teknik untuk desain, pengembangan, dan pemeliharaan perangkat lunak. Software engineer ditugaskan untuk mengatasi masalah kecil dari perangkat lunak yang sedang dicoba. Masalah muncul ketika perangkat lunak umumnya melebihi garis waktu, anggaran, dan penurunan tingkat kualitas. Ini memastikan bahwa aplikasi dibangun secara konsisten, benar, tepat waktu dan sesuai anggaran dan sesuai dengan kebutuhan. Permintaan rekayasa perangkat lunak juga muncul untuk memenuhi tingkat perubahan besar dalam kebutuhan pengguna dan lingkungan di mana aplikasi seharusnya bekerja.
V.    User
User atau disebut sebagai pengguna akhir, pengguna adalah individu yang tidak terlibat dengan mendukung atau mengembangkan komputer atau layanan pendukungnya. Contohnya adalah Anda adalah pengguna akhir komputer yang Anda gunakan. Saat Anda mengalami kesulitan, anda akan menghubungi dukungan teknis untuk mendapatkan bantuan.
Pengguna adalah nama lain dari user yang dapat masuk ke komputer atau layanan. Misalnya, orang yang masuk kedalam situs sosial media dengan menggunakan  username dianggap sebagai pengguna atau anggota. Komputer, layanan, atau program apa pun dengan beberapa akun menggunakan akun pengguna yang memberi setiap pengguna izin, pengaturan, dan data pribadi mereka sendiri tidak dapat diakses oleh pengguna lain.



Dapat disimpulkan bahwa peran manusia dalam Sistem Informasi Manajemen dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: Manusia sebagai Creator, Manusia sebagai User dan Manusia sebagai Operator.

1.5. Manusia dalam Struktur Organisasi IT

            Jenis informasi yang dibutuhkan oleh manusia didalam suatu oraganisasi tidak sama antara yang satu dengan lainnya, hal tersebut ditentukan oleh tingkatan atau level pada organisasi masing-masing. Tiap tingkatan atau level membutuhkan karakteristik informasi yang spesifik sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

I.      Level Worker
Pada level Worker merupakan level paling bawah, posisi tersebut ditempati oleh programer, administrator, web developer, architect, bisnis analis, analis support, tecnical support dan lain-lain. Pada level ini, mereka meng-input dan mengolah data mentah dalam jumlah besar yang telah ditentukan secara spesifik. Dalam melakukan peng-inputan, level ini menggunakan sebuah sistem proses data atau disebut juga dengan Transaction Processing System (TPS). Dengan menggunakan TPS akan mempermudah untuk menginput data sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat lebih cepat, dan lebih tepat.


II.     Level Middle Manager
Pada level Midle Manajer para user tidak lagi berhadapan dengan data mentah namun sudah berupa data setengah jadi untuk dianalisa kembali yang hasilnya akan diberikan ke level selanjutnya. Pada level ini biasanya adalah Senior Programer, Senior Developer, Senior Bisnis Analis dan lain-lain. Dalam proses menganalisa informasi yang didapat dari level sebelumnya level ini menggunakan sebuah sistem informasi manajeme atau disebut juga dengan Management Information System (MIS). Dengan menggunakan MIS akan mempermudah untuk menyimpulkan hasil analisa informasi sesuai dengan kebutuhan level selanjutnya .
III.    Level Senior Manager
Pada level Senior Manager diperlukan informasi strategis untuk penentuan arah dan kebijakan perusahaan selanjutnya, oleh karena itu dibutuhkan adanya DSS (Decision Support System). User pada level ini biasanya adalah Implementation  Manager, Information Security  manager, Network and Communication Manager, Operation Support Manager dan lain-lain.
IV.   Level Eksekutif.
Level terakhir adalah level Eksekutif. Level ini juga menggunakan sistem, sistem yang digunakan adalah Sistem informasi eksekutif (EIS) yaitu sistem pendukung keputusan (DSS) yang digunakan untuk membantu para eksekutif senior dalam proses pengambilan keputusan. EIS melakukan ini dengan menyediakan akses mudah ke data penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis dalam suatu organisasi. EIS biasanya menampilkan tampilan grafis pada antarmuka yang mudah digunakan.
Sistem informasi eksekutif dapat digunakan dalam berbagai jenis organisasi untuk memantau kinerja perusahaan serta untuk mengidentifikasi peluang dan masalah.
1.7. Kompetensi Manusia dalam Organisasi

            Dalam dunia manajemen / organisasi, manusia (anggota organisasi/staff) merupakan unsur terpenting kenyataan tersebut bukan saja karena manusia merupakan mahkota ciptaan Tuhan. Bukan pula karena manusia mempunyai rasio, yang membedakannya dari makhluk lainnya. Manusia sebagai unsur terpenting dalam manajemen/organisasi karena unsur-unsur lainnya yang dimiliki oleh suatu organisasi seperti modal usaha, bahan baku, mesin-mesin, metode kerja, waktu, dan kekayaan lainnya hanya dapat memberi manfaat bagi organisasi jika manusia mendayagunakan. Dengan kata lain, manusia adalah sebagai perencana, pelaksana, pengendali, pengontrol, pengevaluasi, dan pengembang segala program organisasi. Karenanya, intensitas keberhasilan organisasi tergantung pada kreativitas manusia yang ada dalam organisasi itu sendiri.
            Faktor manusia merupakan unsur terpenting dalam manajemen, termasuk dalam organisasi. Organisasi pada dasarnya adalah suatu wahana yang efektivitas kegiatannya akan sangat ditentukan oleh unsur manusia yang menyandang tugas-tugas organisasi atau sebagai pelaksana kegiatan organisasi. Unsur-unsur lain dalam organisasi seperti fasilitas, alat-alat, waktu, metode, dan teknik kegiatan didayagunakan secara optimal oleh manusia yang berada dalam organisasi atau orang-orang yang berkaitan dengan organisasi. Dengan perkataan lain, bahwa kemantapan kegiatan dan keberhasilan suatu organisasi sering tidak ditentukan oleh lengkapnya unsur non-manusia dan struktur organisasi. Melainkan akan sangat ditentukan oleh unsur sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi itu sendiri”.
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam organisasi, karena :
*       Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
*       Manusia mempunyai rasio, berbeda dengan makhluk hidup lainnya.
*       Faktor-faktor lainnya yang dimiliki oleh organisasi hanya mempunyai arti dan bermanfaat apabila manusia mampu mengelolanya dengan baik.
*       Manusia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berbuat dan membangun.
*       Manusia merupakan faktor perangsang kearah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
*       Manusia merupakan modal utama bagi organisasi.
*       Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk bermasyarakat, yang mampu mengadakan kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bersama.
*       Manusia merupakan unsur terpenting dalam organisasi karena manusia mampu untuk berkembang baik dalam cara berpikir, cara hidup maupun cara berkelompok atau bermasyarakat. Makin tinggi cara berpikir dan cara hidupnya maka semakin tinggi pula tingkat peradabannya. Makin maju cara bermasyarakatnya, berarti semakin tinggi kesadaran manusia untuk berorganisasi. Ini merupakan salah satu ciri manusia modern.

            Sebagai akibat dari kesadaran untuk berorganisasi yang semakin tinggi, maka manusia modern mendapat berbagai macam predikat, antara lain :
I.         Manusia organisasi, adalah :
       Manusia yang suka berkarya dalam berbagai bentuk kelompok,
       Manusia yang mampu bekerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan bersama dengan semua, dengan sistem, metode dan prosedur kerja yang baik,
       Manusia yang mampu mengendalikan sekelompok orang guna mencapai tujuan bersama dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip organisasi,
       Manusia yang kuat dalam pengembangan dan pengendalian organisasi dengan disiplin yang tinggi.


II.       Manusia Manajemen, adalah manusia yang mampu melakukan pengendalian dan
pengembangan kegiatan operasional melalui kemampuan dalam penyusunan
rencana yang baik, pengorganisasian yang rapi, pemberian motivasi yang selaras
dengan kebutuhan dari para anggota, para pekerja (workers), pengawasan yang
baik, dan mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi
masalah yang harus segera dipecahkan.
III.     Manusia Administrasi, Ada pendapat bahwa administrasi merupakan suatu tipe
manajemen tertentu yng merupakan overall management suatu organisasi. Yang
dimaksud dengan overall management adalah manajemen yang sifatnya
menyeluruh, meliputi segala aspek kegiatan dari seluruh unit organisasi. Dengan
demikian yang dimaksud dengan manusia administrasi adalah manusia yang
mampu menjalankan overall management, manusia yang mampu mengadakan
pengendalian dan pengembangan secara efektif dan efisien kegiatan-kegiatan
operasional yang masing-masing dijalankan, dikendalikan, dikembangkan dan
dipimpin oleh manusia manajemen. Manusia administrasi, manusia yang mampu
melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dijalankan oleh manusia manajemen
secara keseluruhan.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia administrasi adalah manusia yang mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan secara keseluruhan (overall planning), pengorganisasian secara keseluruhan (overall organizing), pemberian motivasi secara keseluruhan (overall motivating), Pengawasan secara keseluruhan (overall controlling), dan pengambilan keputusan secara keseluruhan (overall decision making). Overall planning dibuat oleh administrator sehingga kadang-kadang disebut dengan istilah administratif perencanaan (administrative planning).

Overall planning meliputi segala aspek kegiatan seluruh unit organisasi, yang akan menjadi landasan kerja pimpinan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal ini berbeda dengan perencanaan yang dibuat oleh para manager yang disebut perencanaan manajemen (manajement planning). Perencanaan manajemen hanya meliputi satu bidang tertentu, dan dibuat oleh manager unit yang memegang tugas eksekutif. Demikian seterusnya untuk fungsi-fungsi lainnya.

I.        Bagaimana Organisasi Mengelola Kompetensi SDM
            Salah satu faktor penentu keberhasilan/kegagalan organisasi adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya. Penanganan SDM harus dilakukan secara menyeluruh dalam kerangka sistem pengelolaan SDM yang bersifat strategis, integrated, interrelated dan unity. Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten, memiliki kompetensi tertentu yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.
II.      SDM dan Keunggulan Kompetitif
            Sumber daya perusahaan terdiri dari aset tangible maupun aset intangible seperti kemampuan, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi dan pengetahuan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. Kemampuannya ini terus diasah oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan perusahaan terus mengembangkan keahliannya sebagai pilar perusahaan agar selalu memiliki keunggulan kompetitif.
            Setiap langkah perusahaan untuk mengembangkan diri dapat dengan mudah ditiru oleh perusahaan lain sehingga tidak mungkin terus menerus dipertahankan sebagai competitive advantage. Sebaliknya, SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. Tak ayal dalam lingkup industri tertentu yang lukratif dan kompetitif akan diwarnai dengan bajak-membajak SDM untuk memacu keunggulan kompetitif perusahaan.
            Sangat pentingnya kontribusi SDM sebagai salah satu faktor pendukung kesuksesan perusahaan amat disadari oleh para pimpinan puncak organisasi. Sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan pengembangan berkesinambungan terhadap kuantitas dan kualitas “stok” pengetahuan mereka melalui pelatihan kepada SDM atau merangsang SDM-nya agar “learning by doing” dalam sebuah semangat yang termaktub dalam learning organization. Membangun kemampuan SDM yang didasari oleh kapasitas perusahaan untuk mempertahankan karyawannya, merupakan langkah awal dalam penciptaan aset SDM startegis. Namun langkah awal tersebut tergantung pada proses organisasi untuk mencetak SDM yang kompeten dan kemampuan perusahaan untuk merekrut individu-individu terbaik.
III.    Apa Itu Kompetensi SDM ?
            Kompetensi bisa meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku karyawan. Dalam arti luas, kompetensi akan terkait dengan strategi organisasi. Pengertian kompetensi juga dapat dipadukan dengan soft skill, hard skill, social skill dan mental skill. Soft skill menunjukkan intuisi, kepekaan SDM, hard skill mencerminkan pengetahuan dan keterampilan fisik SDM, social skill menunjukkan keterampilan dan hubungan social SDM, sementara mental skill menunjukkan mental SDM.

IV.    Kepedulian Organisasi terhadap Kompetensi SDM
            Organisasi hidup di dalam lingkungan yang secara terus-menerus mempengaruhi keberadaan dan kelangsungan hidupnya. Untuk hal ini, organisasi haruslah senantiasa melakukan upaya-upaya yang dapat memperkokoh keberadaannya di dalam lingkungannya. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan nilai tambah bagi lingkungannya melalui penyampaian berbagai output yang dihasilkan. Upaya ini hanya dimungkinkan jika organisasi memiliki SDM yang kompeten.
            Sementara itu, kompetensi SDM yang ada di dalam organisasi tidaklah selalu sesuai dengan apa yang dituntut untuk keberhasilan sebuah pekerjaan. Tak dapat dipungkuri, ada juga organisasi yang cukup beruntung karena secara tidak sengaja memiliki SDM yang kompeten yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan sosial yang sangat mendukung pengetahuan visi dan misi organisasi.
            Tidak jarang pula organisasi memiliki SDM yang berasal dari berbagai macam sumber titipan yang seringkali merepotkan karena tidak dibarengi dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Atau, tuntutan perkembangan lingkungan tidak didukung dengan perkembangan kompetensi yang dihasilkan oleh institusi pendidikan sehingga selalu ada gap antara yang diharapkan dengan yang ada. Dengan demikian, organisasi mau tidak mau dituntut untuk dapat melakukan upaya sendiri dalam membangun kompetensi SDM-nya. Upaya ini secara kontiniu dilakukan mengingat situasi dan kondisi di dalam lingkungan senantiasa mengalami perubahan.
V.      Pengelolaan Kompetensi SDM
            Bicara mengenai pengelolaan kompetensi SDM, kita harus mencari tahu bagaimana kompetensi SDM ini dimulai dari segi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan evaluasi.
            Pertama, merencanakan kompetensi SDM. Pada tahap ini, organisasi harus berpijak dari visi dan misi perusahaan, yang kemudian diterjemahkan ke dalam strategi fungsional yang ada. Maksudnya, visi dan misi ini diterjemahkan ke dalam strategi pengelolaan SDM-nya, yang kemudian diterjemahkan menjadi tuntutan kompetensi SDM yang harus dipenuhi.
            Misalnya organisasi mempunyai visi untuk menjadi sebuah perusahaan kelas dunia, maka dalam strategi SDM-nya haruslah mendukung pengembangan kompetensi yang dapat membantu pencapaian visi menjadi kelas dunia . Mulai dari penerimaan karyawan baru, harus dibarengi dengan seperangkat persyaratan yang dapat membantu tersedianya SDM dengan kualitas kelas dunia.
            Program-program pengembangan SDM-nya juga harus mencerminkan arah strategi tersedianya SDM berkualitas. Sistem kompensasi, karier, dan pemeliharaan SDM pun semuanya haruslah mencerminkan arah strategi perusahaan.
Selanjutnya, kompetensi SDM dipetakan agar lebih mudah dalam pengelolaannya. Pemetaan kompetensi ini akan merupakan rancangan kompetensi yang ingin dibangun organisasi, baik yang merupakan kompetensi inti maupun kompetensi pendukungnya.
            Kedua, pengorganisasian kompetensi SDM. Setelah pemetaan kompetensi diketahui, organisasi harus melakukan pengelompokan atas kompetensi tersebut. Pengelompokan dilakukan melalui penentuan bidang-bidang kompetensi inti yang merupakan tonggak organisasi, maupun bidang kompetensi pendukung.
            Ketiga, pengembangan kompetensi. Upaya ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kompetensi yang saat ini telah dimiliki oleh SDM yang ada. Kemudian dibandingkan dengan pemetaan kompetensi yang telah dibuat, sehingga akan dapat diketahui gap antara kompetensi yang seharusnya dimiliki dengan yang diharapkan. Berangkat dari kondisi ini, selanjutnya organisasi melakukan berbagai upaya pembangunan dan pengembangan kompetensi SDM sehingga peta kompetensi tadi dapat terisi dengan baik.
            Keempat, organisasi melakukan evaluasi terhadap kompetensi yang sudah dibangun dan dikembangkan tadi, untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan telah mencapai peta kompetensi yang disusun. Upaya evaluasi harus senantiasa memperhatikan perkembangan situasi yang ada sehingga apabila diperlukan, organisasi harus juga melakukan berbagai penyesuaian baik terhadap peta kompetensi maupun program pengembangan kompetensinya.
            Manajemen SDM berbasis kompetensi merupakan salah satu konsep manajemen SDM yang mengaitkan aktivitas SDM di dalam organisasi dengan kompetensi inti/dasar yang akan diunggulkan. Berdasarkan peta kompetensi, selanjutnya organisasi menggunakan peta tersebut sebagai dasar dalam berbagai keputusan SDM-nya. Mulai dari pelaksanaan pengadaan SDM, dimana penentuan persyaratan dan prosedur seleksi karyawan dijadikan dasar kompetensinya. Program sosialisasi, pelatihan dan pengembangan SDM dilakukan dalam rangka pembangunan kompetensi SDM. Penentuan arah karir, pengelolaan kinerja dan kompensasi yang diberikan juga berdasarkan pada kompetensi yang dimiliki.
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima dengan dimilikinya peta kompetensi, yaitu :
I.      Organisasi mengetahui SDM mana yang siap untuk mengisi posisi tertentu yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut dan bagaimana cara untuk menarik atau menyeleksi calon, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar.
II.     Organisasi mengetahui arah pengembangan SDM-nya, bukan hanya sekedar ikut-ikutan trend mode pengembangan SDM yang ada, tetapi benar-benar mengembangkan SDM sesuai dengan kebutuhan kompetensinya.
III.    Organisasi lebih adil dalam memberikan kompensasinya.
IV.   Organisasi dapat menyusun perencanaan karir yang lebih pasti bagi karyawannya.
V.   Organisasi lebih adil dalam menilai kinerja karyawan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengelola kompetensi SDM dapat merupakan solusi proaktif dalam menangani persoalan SDM, sehingga harus dibangun serta dikembangkan secara kontinu. Prakteknya tergantung pada organisasi itu sendiri apakah mau terus berkembang di dalam lingkungannya atau punah karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

1.8. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap Manusia (MAN)

I.         Bagi Individu
Pesatnya perkembangan media digital secara nyata akan membawa suatu pola pikir, sikap dan tindakan / prilaku bagi setiap individu. Dalam wacana praktis, perubahan tersebut paling tidak akan membawa individu ke dalam pola hidup yang menurutnya efektif dan efesien. Alasan dasar inilah bagi para kaum kosmopolitan bahwa perkembangan media digital merupakan media pencerah peradaban yang lebih maju. Yang jelas pada aras ini, perkembangan media digital akan membawa dampak positif dan negatif bagi manusia.



I.         Dampak Positif
a.       Kebebasan dan kompetensi individual akan ditingkatkan:
Kemajuan dalam pengolahan informasi dapat memperluas daya bakat dan kemampuan manusia (human talent). Seyogiyannya beasiswa atau program lainya digunakan untuk “ mendorong kecapatan adaptasi” untuk membujuk masyarakat dari lapangan yang berbeda agar belajar begaimana menggunakan dan memetik manfaat dari teknologi infomasi.
Sistem-sistem yang baru akan menjamin kenyamanan pribadi yang lebih besar pada individu, suatu rumah yang lebih aman, dan bahkan” kesepian yang lebih bekurang.”
Masyarakat akan menulis lebih baik dan lebih cepat dan menyimpan dan berhubungan dengan ide sacara lebih baik, terima kasih kepada pengolah kata (word-processors).
Individu akan menikmati bukan sekedar effisiensi yang lebih tinggi dalam melakukan tugas harian, tapi interaksi yang lebih besar dengan orang dan kepentingan yang lain, jadi merangsang kreatifitas dan partisipasi pribadi. Pendidikan dapat dibuat lebih demokratis: metoda mengajar dengan menggunakan computer akan bersifat responsive kepada individu, kepada kebutuhan dan gaya belajar siswa tertentu.
Karakteristik sebagian besar dari penanganan informasi saat ini yang membosankan akan dapat disembuhkan, membebaskan untuk menggunakan waktu pada kreatifitas yang tinggi.
b.       Kemajuan yang berikutnya akan memperkokoh ekonomi:
Teknologi yang lebih efesien akan membantu pekerjaan informasi lebih produktif. Teknologi dapat menjadi subsitusi yang bersih dan energy-lean bagi proses-proses lain yang menimbulkan polusi dan menghabiskan sumber daya enerji. Informasi pasar lebih mudah diperoleh, menghasilkan transaksi yang lebih efesien dan langkah yang lebih persis untuk memperbaiki kegagalan.
Penyampaian jasa akan menjadi lebih murah, sebab sistem baru memperluas “kehadiran” penyedia jasa dan membantu dalam membangkitakan pasar. Dengan berkurangya ketidakpastian, penyesuaian perniagaan dan pemerintah kepada kondisi yang baru akan bertambah cepat dan lebih efektif.
c.        Tawaran dari media akan menyajikan suatu rentang minat dan selara yang luas
Berkembangnya biaknya saluran media ke rumah. Sistem-sistem baru seperti videoteks akan memudahkan biaya dan keikutsertaan dalam kompetisi media dan jasa informasi baru, membuat bertambah mendekatnya masa dimana “ setiap orang merupakan penerbit sendiri.”
Konvergensi dari teknologi akan menuju suatu fleksibilitas modes komunikasi yang lebih besar, seperti telah dicontohkan oleh mulainya suratkabar ke dalam bentuk penyampaian digital yang berbentuk khusus.
d.       Ikatan Komunitas akan bertambah luas dan kokoh:
Media interaktif akan memperluas respon terhadap kebutuhan manusia. Komputer akan membuat sistem informasi yang saat sekarang masih incompatible menjadi compatible.

II.       Dampak Negatif
Bagi cara pandang kaum fundamental akan sangat berbeda dengan kaum kosmopolitan. Mereka menganggap pesatnya pekembangan media digital sebagai salah satu faktor yang dapat mengaakibatkan perbenturan budaya. Dalam pandangan Mark Slouka, ini seperti sebuah paradoks. Di satu pihak, media digital dapat membuka cakrawala dunia yang sangat menjanjikan yang kaya warna, kaya nuansa, kaya citra, namun disisi lain ini akan menjadi sebuah dunia yang seakan-akan tanpa kendali. Karenanya menurut hemat saya, dampak pesatnya media digital paling tidak akan membawa beberapa dampak perubahan negatif seperti:

  • *       Membudayanya budaya massa dalam suatu komunitas masyarakat, dimana pola kehidupan yang dinamis ditimbulkan karena adanya keinginan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • *       Rasa sosial terhadap lingkungan sekitar menjadi acuh.
  • *       Terjadinya polusi informasi.
  • *       Merebaknya kejahatan teknologi seperti pelanggaran hak cipta / pembajakan, cybercrime (kejahatan maya).
  • *       Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.

Bagaimanapun dunia yang semakin mengglobal dan pesatnya perkembangan media digital apabila di sikapi secara arif dan cerdas, maka yang akan terjadi adalah dampak postif tersebut akan berpihak terhadap kita, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, tampaknya kita harus berkontemplasi sejenak bahwa, “sebenarnya perkembangan globalisasi yang salah satunya ditandai adanya perkembangan media digital itu tidaklah berbahaya, akan tetapi seharusnya kita tahu bagimana memposisikannya dengan tepat, itulah kata kuncinya.”

II.       Manfaat SIM Dalam Organisasi
      Pengembangan SIM memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.
I.         Manfaat Strategis untuk Sistem Informasi
Manfaat sistem informasi manajemen. SIM dapat menolong perusahaan untuk :
a.       Meningkatkan Efisiensi Operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership.
Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
b.       Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
c.        Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis (strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar
I.         SIM dapat menolong perusahaan /organisasi untuk :
a.     Meningkatkan efisiensi operasional
b.     Memperkenalkan inovasi dalam bisnis


c.     Membangun sumber-sumber informasi strategis
II.       Sistem Informasi Manajemen mempunyai 3 tugas utama di dalam sebuah organisasi, yaitu :
a.     Mendukung proses bisnis dan operasional suatu organisasi.
b.     Mendukung pengambilan keputusan
c.     Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.
III.     Kerangka Kerja Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
a.     Foundation Concepts (Membuat konsep sistem informasi)
b.     Development Procesess (pengembangan sistem informasi)
c.     Business Aplications
d.     Management Challenges
e.     Information Technologies

III.     SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA LEMBAGA PEMERINTAHAN/NEGARA

Pengertian E-Government
          E-Government merupakan kependekan dari elektronik pemerintah. E-Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau pemerintah transformasi.
E-Government adalah Suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Atau E-Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.
Ada tiga model penyampaian E-Government, antara lain :
I.         Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat, Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
II.       Government-to-Business (G2B)
Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk membantu pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G adalah Sistem e-procurement.
Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh pemerintah, hak paten merk dagang, dll
III.    Government-to-Government (G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui basisdata terintegrasi. Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.
Keuntungan  E-Goverment  :
1)    Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasidapat disediakan 24 jam, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor . Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
2)    Peningkatan hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan [transparansi ] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
3)    Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.
4)    Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi     pemerintahan dapat dilakukan melaluji e-mail atau bahkan vidio confernce.
5)    Tenologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut e-government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
6)    E-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
7)    Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang   dibuaat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.  Selain tampilan dan paduan warna yang menarik, informasi-infromasi yang disajikan sangatlah lengkap dan up to date.
8)    Terdapatnya informasi transportasi, informasi valuta asing, serta info tentang tinggi muka air.
9)    Website ini mencakup banyak aspek seperti hukum, agama, sosial dan budaya, bisnis dan kawasan bisnisnya, pendidikan, dan sebagainya.
10) Semua terbuka untuk pemerintah dan masyarakat.
Kerugian  E-Goverment :
1)    Semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
2)    Kurangnya interaksi atau komunikasi antara admin (pemerintah) dengan masyarakat, karena e- government dibuat untuk saling berinteraksi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang berkepentingan.
3)    Kelemahan utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses publik untuk keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok pemerintah yang dapat mempengaruhi dan bias opini publik.
4)    Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh system manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,prosedur dan keterbataasan SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi k dalam system pemerintahan
5)    Belum mapannya strategi serta tidak memaadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembanngan e-government
6)    Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai alikasi dasar yang memungkinkkan interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian
7)    Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet

IV.     Penerapan SIM pada Negara Indonesia
I.         Teknologi
     Dua faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam strategi pengembangan sistem informasi nasional adalah SDM yang berkualitas dan alternatif sistem atau teknologi yang digunakan. Dari aspek teknologi, tentunya akan sangat berguna jika Indonesia dapat membangun infrastruktur informasi nasional secara mandiri, di samping menambah local content dari peralatan telekomunikasi yang diinstalasi. Beberapa alternatif teknologi informasi hulu, seperti packet radio network dan interkom, telah dibuat sendiri bahkan diimplementasikan dengan swadaya dan swadana masyarakat. Bahkan tidak tanggung-tanggung, digunakan untuk mengintegrasikan beberapa universitas di Indonesia timur dan sekolah menengah atas ke berbagai jaringan perguruan tinggi yang telah beroperasi khususnya di Jawa. Menarik bahwa sebagian besar proses bertumpu pada inisiatif dan swadaya masyarakat. Hal ini sangat membantu proses pendidikan jarak jauh dengan meningkatkan effisiensi pendidik dibantu media elektronik. Tentunya sangat membantu program wajib belajar yang dicanangkan. Badan-badan nasional perlu memikirkan peluang regulasi dan kesempatan untuk memungkinkan percepatan perkembangan infrastruktur informasi hulu berbasis swadaya masyarakat dengan teknologi Indonesia.
II.       Sistem Informasi Utama
     Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan. Salah satu paradigma baru itu adalah perihal perencanaan pembangunan daerah. Mulai tahun 2001, seiring dengan pemberlakuan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, maka perencanaan pembangunan daerah telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Dan dengan terbitnya UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kiat di balik desentralisasi adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, partisipasi dalam perencanaan pembangunan, dan pencapaian akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. Telah banyak dikembangkan sistem informasi yang berbasis data perencanaan pembangunan, yang beroperasi baik di pusat maupun di daerah. Akan tetapi, harus diakui bahwa pada umumnya sistem informasi yang telah dikembangkan itu hanya menyangkut aspek tertentu dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (Simdagri) dan SIM Daerah (Simda), yang penerapan pengelolaannya di daerah dilakukan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di daerah. Contoh lain adalah yang berkaitan dengan aspek ruang, yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dikembangkan melalui proyek berbantuan luar negeri Land Resources Evaluation and Planning (LREP) dan Marine Resources Evaluation and Planning (MREP); atau sistem informasi yang menyangkut aspek lingkungan, seperti Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) serta Neraca Sumber Daya Alam dan Spasial Daerah (NSASD) di setiap daerah. Dengan adanya Sistem Informasi dan Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional (Simrenas) ini, diharapkan dapat menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk perencanaan pembangunan.
V.      Penerapan SIM dalam Bidang Pemerintahan (e-government).
            E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
            Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan penerapan e- Government, masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005 mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap penerapan e-Government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan departemen.

1.9. Peran Sistem Informasi Manajemen terhadap Profesionalisme dan Eksternalisasi 

I.      Profesionalisasi Pengelolaan Manajemen dan Informasi
            Sejarah teknologi informasi juga merupakan sejarah profesionalisme manajemen. Misalnya, konsep Kuantitas Pesanan Ekonomi (economic order quantity / EOQ) dan rumus untuk menghitungnya dikembangkan pada awal 1900-an, namun konsep tersebut tidak diterapkan secara luas dalam praktek sampai tahun 1960an, ketika perusahaan mulai mengembangkan perangkat lunak yang mengotomatisasi perhitungannya. Dalam hal untuk menerapkan fungsi komputasi ke  dalam tugas sebuah organisasi, hal tersebut mendorong terciptanya praktik manajemen baru.
            Seiring berjalannya waktu, gagasan manajemen seperti EOQ dan tagihan material tersebar di antara organisasi melalui banyak saluran: gerakan pribadi, masyarakat profesional, manajemen pendidikan, organisasi penelitian dan industri perangkat lunak dan layanan profesional yang berkembang. Profesionalisasi dalam pengelolaan manajemen dan informasi telah diyakini sebagai cara terbaik untuk melakukan sesuatu dalam organisasi. Sehingga pada tahap selanjutnya adalah bagaimana menciptakan  hal tersebut kedalam sebuah perangkat lunak dan dipatenkan. Sekarang tidak mungkin melakukan banyak hal dalam organisasi tanpa sistem informasi. Akuntan, perencana, pemasar, pakar sumber daya manusia dan analis keuangan semuanya diharapkan dapat mengetahui bagaimana menggunakan aplikasi manajemen dan informasi dalam melakukan pekerjaan mereka.  
            Profesionalisme yang didukung dan diperkuat oleh teknologi informasi juga dipercepat dalam pengelolaan informasi domain. Asosiasi profesi seperti Assosiation for Computing Machinery (ACM), Asosiasi Profesional Teknologi Informasi (dahulu adalah lembaga pengelola pengolahan data dan asosiasi akuntan mesin nasional). Dan masyarakat untuk manajemen informasi tanggal kembali ke tahun 1950an dan 1960an. Namun, dua dekade terakhir ini telah melihat peningkatan profesionalisme dari pekerjaan utama terkait TI: operasi TI, pengembangan perangkat lunak, manajemen proyek, dan pengelolaan umum dari TI.
Diantaranya adalah :         
    Dengan ditemukannya metode IT Infrastucture Library (ITIL), yang berusaha mengkodifikasi praktik yang berkaitan dengan pengelolaan layanan TI, diterbitkan pada tahun1989.
    Model Mitos Kemampuan Memanfaatkan (CMM), yang mendefinisikan sebuah proses untuk perbaikan terus-menerus dalam rekayasa perangkat lunak, pertama kali diluncurkan pada tahun 1991.
    Project Management Institute (PMI) merilis versi pertama dari 'Book of Knowledge' pada tahun 1996. Pada tahun 2005, sertifikasi PMI dianggap sebagai tanda manajer proyek TI 'berkualitas' (Meyer 2005).
    Inisiatif profesionalisme TI lainnya adalah Asosiasi Manajemen Keuangan TI, yang didirikan pada tahun 1988, Tujuan Pengendalian untuk Bisnis dan Teknologi Informasi Terkait (COBIT), yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1996,
            Singkatnya, teknologi informasi telah berkontribusi pada profesionalisasi selain itu, manajemen informasi itu sendiri telah diprofesionalkan melalui sebuah proses yang didukung dan diperkuat oleh penggunaan TI. Akibatnya, praktik pengelolaan informasi yang pada awalnya merupakan pekerjaan kerajinan dengan praktik yang disesuaikan oleh individu dan organisasi, profesionalisasi yang meningkat memberikan manajemen informasi karakter transorganisasional. Diantara konsekuensi lainnya, profesionalisme memacu pergerakan TI - menggunakan organisasi. Hal Ini juga yang memprakarsai munculnya eksternalisasi TI.

-    Eksternalisasi TI

            Dengan adanya manusia yang semakin profesional mendukung terbentuknya  sebuah pergerakan profesional dibidang teknologi itu sendiri. Pergerakan tersebut diwujudkan dalam bentuk sebuah organisasi yang mengkhususkan diri dalam penyediaan dan pelayanan TI atau yang lebih dikenal dengan Outsourcing TI.
Operasi dan pemeliharaan perangkat lunak Outsourcing TI telah menjadi bisnis yang booming sejak tahun 1989, ketika Eastman Kodak Company yang berkinerja buruk mengejutkan komunitas bisnis dengan mengumumkan keinginannya untuk melakukan outsourcing semua aktivitas TI. Keputusan dalam melakukan outsourcing TI merupakan keputusan yang sesuai dengan ideologi bisnis pada saat itu yaitu ‘Berpegang teguh pada bisnis utama dan merancang ulang proses bisnis untuk dapat mengendalikan bisnis value.






Daftar Pustaka:
3.     http://www.computerhistory.org/revolution/calculators/1/47
4.     https://www.telegraph.co.uk/technology/connecting-britain/alexander-graham-bell-unveils-telephone/
6.     Lucey, T. (2004) “Management Information Systems” Cengage Learning
13.  https://books.google.co.id/books?id=yrUTjTGj_BcC&printsec=frontcover&dq=the+oxford+handbook+of+management+information+system&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjsqaj4jrfcAhXRb30KHaolCSEQ6AEIJzAA#v=onepage&q&f=false 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar