1.1.
Pendahuluan
Teknologi informasi lahir seiring dengan adanya perkembangan
peradaban manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki tingkat kecerdasan
tertinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Oleh karena itu
manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan
komunikasi dan informasi sehingga manusia dapat berkomunikasi dengan lebih
cepat dan lebih baik.
Perkembangan teknologi informasi
yang begitu pesat mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan kita. Ini sudah
menjadi kata kunci dan berperan amat penting dalam hampir semua sisi kehidupan
manusia. Jika sebelumnya informasi yang dulunya bersifat terbatas dan rahasia
hingga suatu informasi hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu. Juga dalam
memperoleh informasi tersebut dibutuhkan waktu
yang tidak secepat saat ini dikarenakan oleh keterbatasan perangkat,
jarak dan waktu. Sebelum kita mencapai pada teknologi dan informasi yang kita
rasakan saat ini, dapat kita lihat sejarah perkembangan teknologi dan informasi
yang diciptakan oleh manusia.
1.2. Manusia
dalam Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi.
Sejarah perkembangan teknologi
informasi dapat dibagi ke dalam 4 (empat) era yaitu: Era Pra-Mekanis, Era Mekanis, Era Elektromekanis, dan Era Elektronik.
Beberapa era diantaranya masih memberikan pengaruhnya kepada kehidupan manusia
hingga kini. Berikut adalah perjalanan sejarah perkembangan teknologi informasi
selengkapnya.
I.
Era
Pra-Mekanis
Era
pre-mekanis adalah era dimana manusia pertama kali mulai berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi atau gambar di dinding goa. Selain
ditemukannya sistem huruf atau alfabet dan sistem angka, beberapa teknologi lain yang ditemukan pada
era ini adalah kertas, pena, buku, dan kalkulator.
Sejarah
perkembangan teknologi informasi pada era pra-mekanis berlangsung antara tahun
3000 SM hingga 1450 M. Pada tahun 3000 SM, Bangsa Sumeria di Mesopotamia telah
mengembangkan tulisan pertama. Sebelum tulisan ditemukan, bangsa Sumeria
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mereka catat dengan menggunakan
gambar sederhana. Mereka menulis di atas lempengan tanah liat dan kemudian
mengembangkan naskah yang kita kenal sebagai runcing atau berbentuk baji.
Kemudian,
sekitar tahun 2600 SM, bangsa Mesir kuno mulai menulis pada daun papirus.
Bangsa Mesir Kuno juga merupakan bangsa yang pertama kali menemukan sistem
angka. Selanjutnya, sekitar tahun 2000 SM, bangsa Fenesia yang menempati
sepanjang pantai Laut Mediterania menciptakan berbagai simbol-simbol. Alfabet
Fenesia sendiri baru dikembangkan pada sekitar tahun 1200 SM yang berasal dari
prototipe Bangsa Semit. Alfabet Fenesia merupakan akar bagi alphabet Yunani
yang kita kenal sekarang. Dengan ditemukannya sistem alphabet dan kertas,
manusia kemudian mencoba untuk menyimpan apa yang ia tulis ke dalam tempat
penyimpanan. Di sinilah buku dan perpustakaan pertama mulai berkembang.
Terkait
dengan sistem angka yang juga mulai berkembang di era pra-mekanis, sekitar
tahun 100 M telah ditemukan sistem angka 1-9 pertama di India. Lebih dari tujuh
abad kemudian, ditemukan angka nol. Setelah ditemukannya sistem angka, manusia
kemudian mengembangkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk melakukan sesuatu
terhadap angka-angka tersebut. Alat tersebut adalah kalkulator yang merupakan
penanda pertama dari sebuah prosesor informasi. Kalkulator kuno atau abakus
adalah salah satu teknologi yang ditemukan pada era pra-mekanis setelah
berkembangnya sistem angka.
II.
Era
Mekanis
Era mekanis
adalah era dimana manusia pertama kali mulai melihat kaitan antara teknologi
yang kita gunakan pada era kini dan era lalu. Era mekanis pada perkembangan
teknologi informasi berlangsung antara tahun 1450 hingga 1840. Era mekanis
adalah era dimana ledakan informasi terjadi untuk pertama kalinya. Hal ini
ditandai dengan ditemukannya mesin cetak
oleh Johann Gutenberg dan perkembangan buku. Berbagai teknologi baru lain yang
juga dikembangkan pada era mekanis adalah komputer melalui teknologi
analog/mekanik dalam mengolah data aritmatik yang ditemukan oleh Charles Babage.
Selain itu, teknologi lainnya yang juga ditemukan pada era mekanis adalah
Pascaline yaitu komputer mekanis yang sangat terkenal yang ditemukan oleh
Blaise Pascal. Selain berbagai temuan-temuan teknologi baru, berbagai mesin
yang berbeda pun diciptakan pada era mekanis misalnya kalkulator.
Difference
Engine No. 1, dirancang untuk menghitung dan menabulasi fungsi polinomial.
III.
Era
Elektromekanis
Penemuan cara
memanfaatkan listrik adalah kunci kemajuan yang dilakukan selama periode ini.
Data dan informasi bisa diubah menjadi impuls listrik. Ini merupakan era awal
dari telekomunikasi. Telekomunikasi adalah alat dan teknik yang digunakan untuk
transmisi informasi jarak jauh melalui kabel atau radio/satelit tanpa merusak
atau hilang karena gangguan. Era elektromekanis sendiri berlangsung selama satu
abad yaitu antara tahun 1840 hingga 1940. Beberapa teknologi revolusioner
ditemukan pada era elektromekanis seperti batere volta pada akhir abad 18,
telegraf di tahun 1800an, kode Morse diciptakan di tahun 1835 oleh Samuel
Morse, telepon di tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell, radio diciptakan oleh
Guglielmo Marconi di tahun 1894.
Teknologi
lain yang ditemukan pada era elektromekanis adalah komputer digital. Komputer
digital otomatis berskala besar pertama dibuat di Amerika Serikat dengan nama
Mark 1 yang diciptakan oleh Universitas Harvard sekitar tahun 1940. Komputer
ini memiliki tinggi 8 kaki, panjang 50 kaki, dan lebar 2 kaki dengan berat
sekitar 5 ton. Pada era ini juga muncul konsep teknologi komunikasi satelit.
Semua teknologi tersebut merupakan langkah awal menuju sistem teknologi
informasi modern.
Mark 1, Komputer Pertama
ENIAC dirancang
untuk digunakan oleh militer Amerika Serikat.
Mesin ini lebih besar dibandingkan dengan Mark 1.Berbagai
evolusi teknologi komputer, teknologi komunikasi satelit, dan sistem komunikasi
dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi karena ditemukannya media penyebaran informasi melalui serat
optik. Dengan ditemukannya serat optik manusia dapat menyebarkan dan memperoleh
informasi dengan sangat cepat, kecepatan tersebut yang menggunakan kecepatan
cahaya yaitu 3x108 m/detik, artinya dalam 1 detik informasi dapat
mengelilingi bumi sebanyak 7 kali dengan menggunakan perangkat fiber optik.
1.3. Sistem
Informasi Manajemen (Management Informastion System)
Sistem Informasi Manajemen (MIS)
berfokus pada manajemen teknologi informasi untuk memberikan efisiensi dan
efektivitas atau strategi pengambilan keputusan. Konsepnya dapat mencakup sistem
pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, sistem pakar, atau sistem
informasi eksekutif. Istilah ini sering digunakan dalam studi akademis bisnis
dan memiliki hubungan dengan bidang lain, seperti sistem informasi, teknologi
informasi, informatika, e-commerce dan ilmu komputer; akhirnya, istilah ini
digunakan bergantian dalam beberapa bidang.
Penerapan
prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen dengan cara yang tepat akan
memberikan keuntungan bagi Perusahaan. Dengan menerapkan perencanaan yang
terinformasi, dan menggunakan informasi Manajemen yang tepat dapat memberikan
hasil yang diharapkan, dan meningkatkan
tingkat koordinasi antara berbagai departemen perusahaan.
Selain itu,
Sistem Informasi Manajemen dapat memiliki kontribusi positif pada evaluasi
kinerja karyawan dan perbaikan di Perusahaan dan juga dapat berfungsi sebagai
alat yang berharga untuk mengidentifikasi posisi perusahaan saat ini di pasar
dan merumuskan strategi perusahaan kedapan.
Ada 5 fungsi
penting dari Sistem Informasi Manajemen yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
- Mengumpulkan data. Pengumpulan data
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam kebutuhan jangka pendek maupun
jangka panjang.
- Menyimpan data. Menyimpan data dalam
format yang umum sehingga data tersebut dapat digunakan dengan cepat kapanpun
dibutuhkan.
-
Memperbarui data. Memastikan bahwa pembaharuan data yang dilakukan telah
disimpan kembali dengan baik.
-
Pengolahan data menjadi informasi.
Penerapan berbagai metode analisis dengan bantuan teknologi informasi untuk mengubah data mentah menjadi
informasi yang dibutuhkan.
Menyajikan informasi kepada pengguna. Meningkatkan
tingkat penyajian data yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh
pihak-pihak terkait.Agar Sistem Informasi dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang dibutuhkan diperlukan gabungan informasi, pengetahuan dan kerjasama antara bagian-bagian terkait didalam sebuah organisasi, hal tersebut dapat digambarkan seperti diagram dibawah:
I.
Konsep
Sistem Umum
Banyak konsep
dari konsep sistem secara umum dapat diterapkan secara langsung pada organisasi
dan Sistem Informasi Manajemen. Konsep ini menekankan pentingnya untuk
memeriksa dan menganalisis bagian individual dari sistem atau organisasi. Hal
ini dikenal juga sebagai pendekatan reduksionis. Namun juga sangat penting
untuk melihat sistem secara keseluruhan, dimana keseluruhan lebih baik daripada
sebagian. Hal ini dikenal sebagai pendekatan holistik. Sistem terdiiri dari
bagian-bagian sub-sistem, dimana satu dan lainnya saling berhubungan.
II.
Sifat
Informasi dan Komunikasi Data
Pengolahan
data menjadi informasi dan mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan kepada
pengguna adalah inti dari Sistem Informasi Manajemen. Data adalah istilah untuk
pengumpulan fakta dan angka, jam kerja, nilai faktur, nomor bagian, tingkat
penggunaan, barang yang diterima, dll. Fakta dasar disimpan, dianalisis,
dibandingkan, dihitung, dan kemudian diolah sesuai kebutuhan
prosedur dalam bentuk yang diperlukan oleh pengguna, yaitu pengelola, yang
kemudian disebut informasi.
III.
Pengaruh
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi
Informasi dan Komunikasi secara umum meliputi komputer, telekomunikasi dan
elektronik lainnya. Hal tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap semua
aspek kehidupan termasuk organisasi dan Sistem Informasi Manajemen.
IV.
Struktur
dan Proses Organisasi
Organisasi
merupakan sebuah struktur yang dibuat berdasarkan prosedur dan tujuan tertentu
dan dapat beradapasi dengan perubahan lingkungan. Dengan adanya Sistem Informasi
Manajemen dalam suatu organisasi dapat membantu organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan, merencanakan dan mengendalikan proses operasional, dapat
membantu dalam menghadapi ketidakpastian, membantu beradaptasi dalam perubahan
atau bahkan dapat membantu untuk memulai suatu perubahan.
V.
Prinsip
Kontrol Umpan Balik dan Tindakan Antisipatif
Kontrol
adalah proses memastikan bahwa operasi berjalan sesuai dengan rencana dan pada
tingkat yang paling dasar dilakukan dengan membandingkan hasil aktual atau
output sistem terhadap target dan menggunakan perbedaan yang ditemukan untuk
menyesuaikan sisi input dari sistem sehingga membawa kegiatan sesuai dengan
target yang ditentukan.
VI.
Teknik
perencanaan dan pengambilan keputusan
Perencanaan
dan pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai fungsi utama dari manajemen
dan tersebut berlaku pada setiap level manajemen.
Perencanaan
adalah sebuah proses untuk menentukan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu,
dan bagaimana cara melakukannya. Sehingga kegiatan manajemen dapat menjadi
efektif dan efisien.
VII. Fungsi dan Level Manajemen
Nilai dari
sebuah informasi berasal dari tindakan yang diambil oleh manajemen sebagai
sebuah hasil dalam menggunakan informasi tersebut. Oleh karena itu seorang ahli
informasi harus dapat mengetahui apa jenis tugas dan fungsi manajemen dan apa
yang harus dilakukan agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan dapat
digunakan oleh tiap level manajemen.
1.4.
Komponen-komponen Sistem Informasi Manajemen
Bicara tentang Sistem Informasi Manajemen
tidak terlepas dari Infrastruktur fisik sebagai penunjang sistem itu sendiri
yang dapat disederhanakan antara lain :
1.
Hardware
(perangkat keras) meliputi komputer, processor, mainboard, hardisk, monitor,
keyboard, mouse, printer, speaker dan sebagainya.
2.
Software
(perangkat lunak) meliputi sistem operasi dan aplikasi perangkat lunak.
3.
Data
/ informasi untuk pengambilan keputusan
4.
Procedures
(pedoman, pengembangan dan pencatatan)
5.
People
(manusia sebagai pembuat sistem dan pengguna ) meliputi programer, analyst,
operator, software engineer.
Hardware,
Software, dan People saling terkait satu sama lain untuk mengolah data-data
yang dimiliki suatu organisasi ditambah dengan prosedur yang tepat maka akan
dapat menghasilkan suatu sistem informasi terpadu bagi para pengambil keputusan
dalam organisasi/bisnis.
1.5. Manusia
sebagai bagian dari Sistem Informasi Manajemen
People adalah orang yang
menggunakan, memakai ataupun mengoperasikan perangkat komputer atau definisi
lain adalah manusia yang terlibat dalam mengoperasikan atau pemakaian serta
mengatur sistem dalam perangkat komputer. Yaitu programer, System analyst,
operator, software engineer.
I.
Programer
Programmer
adalah individu yang menulis / membuat perangkat lunak komputer atau aplikasi
dengan memberikan instruksi pemrograman khusus komputer. Kebanyakan programmer
memiliki keahlian komputasi yang luas dan latar belakang pengkodean di beberapa
bahasa dan platform pemrograman, termasuk Structured Query Language (SQL),
Perl, Extensible Markup Language (XML), PHP, HTML, C, C ++ dan Java.
Seorang programer
juga dapat berspesialisasi dalam satu atau lebih bidang komputasi, seperti
basis data, keamanan atau pengembangan perangkat lunak / firmware / seluler /
Web. Individu-individu ini berperan untuk pengembangan teknologi komputer dan
bidang komputasi.
II.
System
Analyst
Seorang
analis sistem adalah seorang profesional dalam bidang IT yang memiliki posisi
tinggi dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa sistem, infrastruktur dan
sistem komputer berfungsi seefektif dan seefisien mungkin. Seorang Analis
sistem memiliki tanggung
jawab untuk meneliti masalah, mencari solusi, merekomendasikan program tindakan
dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Mereka mempelajari sistem saat ini, prosedur dan proses bisnis
perusahaan dan membuat rencana aksi berdasarkan persyaratan yang ditetapkan.
Analis sistem
perlu menguasai dengan sistem operasi yang berbeda, konfigurasi perangkat
keras, bahasa pemrograman, dan perangkat lunak dan platform perangkat keras.
Mereka dapat dilibatkan mulai dari tahap analisis proyek hingga tinjauan
pengkajian pasca penempatan.
III.
Operator
Operator komputer
adalah orang yang mengendalikan sistem komputer. Secara tradisional, istilah
"operator komputer" telah digunakan sebagai gelar atau pembedaan
profesional, namun karena penggunaan komputer sudah menjadi bagian dari
kehidupan utama saat ini, operator dapat diartikan kepada siapa saja yang
berinteraksi dengan berbagai jenis perangkat komputasi (termasuk perangkat
media pintar serta laptop dan komputer desktop).
Peran
operator komputer telah berubah selama bertahun-tahun sehubungan dengan evolusi
bertahap teknologi komputer. Operator komputer saat ini adalah para profesional
terlatih yang ditugasi dengan tugas-tugas memelihara perangkat keras dan data
komputer, memantau dan menanggapi kesalahan , dan memberikan dukungan untuk
pihak ketiga. Operator komputer profesional secara tradisional bekerja di ruang
server dan pusat data, tetapi sekarang sering bekerja dari jarak jauh.
IV.
Software
Engineer
Software
Engineer seseorang yang melakukan studi terperinci mengenai teknik untuk desain,
pengembangan, dan pemeliharaan perangkat lunak. Software engineer ditugaskan untuk mengatasi masalah kecil
dari perangkat lunak yang sedang dicoba. Masalah muncul ketika perangkat lunak
umumnya melebihi garis waktu, anggaran, dan penurunan tingkat kualitas. Ini
memastikan bahwa aplikasi dibangun secara konsisten, benar, tepat waktu dan
sesuai anggaran dan sesuai dengan kebutuhan. Permintaan rekayasa perangkat
lunak juga muncul untuk memenuhi tingkat perubahan besar dalam kebutuhan
pengguna dan lingkungan di mana aplikasi seharusnya bekerja.
V.
User
User atau
disebut sebagai pengguna akhir, pengguna adalah individu yang tidak terlibat
dengan mendukung atau mengembangkan komputer atau layanan pendukungnya. Contohnya
adalah Anda adalah pengguna akhir komputer yang Anda gunakan. Saat Anda mengalami kesulitan, anda akan
menghubungi dukungan teknis untuk mendapatkan bantuan.
Pengguna
adalah nama lain dari user yang dapat masuk ke komputer atau layanan. Misalnya,
orang yang masuk kedalam situs sosial media dengan menggunakan username dianggap sebagai pengguna atau
anggota. Komputer, layanan, atau program apa pun dengan beberapa akun
menggunakan akun pengguna yang memberi setiap pengguna izin, pengaturan, dan
data pribadi mereka sendiri tidak dapat diakses oleh pengguna lain.
Dapat disimpulkan
bahwa peran manusia dalam Sistem Informasi Manajemen dapat dikelompokkan
menjadi 3 bagian yaitu: Manusia sebagai Creator, Manusia sebagai User dan
Manusia sebagai Operator.
1.5. Manusia
dalam Struktur Organisasi IT
I.
Level
Worker
Pada level Worker merupakan level paling bawah, posisi
tersebut ditempati oleh programer, administrator, web developer, architect,
bisnis analis, analis support, tecnical support dan lain-lain. Pada level ini,
mereka meng-input dan mengolah data mentah dalam jumlah besar yang telah
ditentukan secara spesifik. Dalam melakukan peng-inputan, level ini menggunakan
sebuah sistem proses data atau disebut juga dengan Transaction Processing
System (TPS). Dengan menggunakan TPS akan mempermudah untuk menginput data
sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat lebih cepat, dan lebih tepat.
II.
Level
Middle Manager
Pada level
Midle Manajer para user tidak lagi berhadapan dengan data mentah namun sudah
berupa data setengah jadi untuk dianalisa kembali yang hasilnya akan diberikan
ke level selanjutnya. Pada level ini biasanya adalah Senior Programer, Senior
Developer, Senior Bisnis Analis dan lain-lain. Dalam proses menganalisa
informasi yang didapat dari level sebelumnya level ini menggunakan sebuah
sistem informasi manajeme atau disebut juga dengan Management Information System (MIS).
Dengan menggunakan MIS akan mempermudah untuk menyimpulkan hasil analisa
informasi sesuai dengan kebutuhan level selanjutnya .
III.
Level
Senior Manager
Pada level
Senior Manager diperlukan informasi strategis untuk penentuan arah dan
kebijakan perusahaan selanjutnya, oleh karena itu dibutuhkan adanya DSS
(Decision Support System). User pada level ini biasanya adalah
Implementation Manager, Information
Security manager, Network and
Communication Manager, Operation Support Manager dan lain-lain.
IV.
Level
Eksekutif.
Level
terakhir adalah level Eksekutif. Level ini juga menggunakan sistem, sistem yang
digunakan adalah Sistem informasi eksekutif (EIS) yaitu sistem
pendukung keputusan (DSS) yang digunakan untuk membantu para eksekutif senior
dalam proses pengambilan keputusan. EIS melakukan ini dengan menyediakan akses mudah ke data
penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis dalam suatu organisasi.
EIS biasanya menampilkan tampilan grafis pada antarmuka yang mudah digunakan.
Sistem
informasi eksekutif dapat digunakan dalam berbagai jenis organisasi untuk
memantau kinerja perusahaan serta untuk mengidentifikasi peluang dan masalah.
1.7.
Kompetensi Manusia dalam Organisasi
Dalam dunia manajemen / organisasi, manusia (anggota
organisasi/staff) merupakan unsur terpenting kenyataan tersebut bukan saja
karena manusia merupakan mahkota ciptaan Tuhan. Bukan pula karena manusia
mempunyai rasio, yang membedakannya dari makhluk lainnya. Manusia sebagai unsur
terpenting dalam manajemen/organisasi karena unsur-unsur lainnya yang dimiliki
oleh suatu organisasi seperti modal usaha, bahan baku, mesin-mesin, metode
kerja, waktu, dan kekayaan lainnya hanya dapat memberi manfaat bagi organisasi
jika manusia mendayagunakan. Dengan kata lain, manusia adalah sebagai
perencana, pelaksana, pengendali, pengontrol, pengevaluasi, dan pengembang
segala program organisasi. Karenanya, intensitas keberhasilan organisasi
tergantung pada kreativitas manusia yang ada dalam organisasi itu sendiri.
Faktor manusia merupakan unsur terpenting dalam
manajemen, termasuk dalam organisasi. Organisasi pada dasarnya adalah suatu
wahana yang efektivitas kegiatannya akan sangat ditentukan oleh unsur manusia
yang menyandang tugas-tugas organisasi atau sebagai pelaksana kegiatan
organisasi. Unsur-unsur lain dalam organisasi seperti fasilitas, alat-alat,
waktu, metode, dan teknik kegiatan didayagunakan secara optimal oleh manusia
yang berada dalam organisasi atau orang-orang yang berkaitan dengan organisasi.
Dengan perkataan lain, bahwa kemantapan kegiatan dan keberhasilan suatu organisasi
sering tidak ditentukan oleh lengkapnya unsur non-manusia dan struktur
organisasi. Melainkan akan sangat ditentukan oleh unsur sumber daya manusia
yang terlibat dalam organisasi itu sendiri”.
Manusia merupakan
sumber daya terpenting dalam organisasi, karena :
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
![*](file:///C:/Users/IT-R/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
Sebagai akibat dari kesadaran untuk berorganisasi yang
semakin tinggi, maka manusia modern mendapat berbagai macam predikat, antara
lain :
I.
Manusia
organisasi, adalah :
• Manusia yang suka berkarya dalam berbagai bentuk
kelompok,
• Manusia yang mampu bekerjasama dengan semua pihak
dalam usaha mencapai tujuan bersama dengan semua, dengan sistem, metode dan
prosedur kerja yang baik,
• Manusia yang mampu mengendalikan sekelompok orang
guna mencapai tujuan bersama dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip
organisasi,
• Manusia yang kuat dalam pengembangan dan
pengendalian organisasi dengan disiplin yang tinggi.
II.
Manusia
Manajemen, adalah manusia yang mampu melakukan pengendalian dan
pengembangan kegiatan operasional melalui kemampuan dalam penyusunan
rencana yang baik, pengorganisasian yang rapi, pemberian motivasi yang
selaras
dengan kebutuhan dari para anggota, para pekerja (workers), pengawasan
yang
baik, dan mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menghadapi
masalah yang harus segera dipecahkan.
III.
Manusia
Administrasi, Ada pendapat bahwa administrasi merupakan suatu tipe
manajemen tertentu yng merupakan overall management suatu organisasi.
Yang
dimaksud dengan overall management adalah manajemen yang sifatnya
menyeluruh, meliputi segala aspek kegiatan dari seluruh unit
organisasi. Dengan
demikian yang dimaksud dengan manusia administrasi adalah manusia yang
mampu menjalankan overall management, manusia yang mampu mengadakan
pengendalian dan pengembangan secara efektif dan efisien
kegiatan-kegiatan
operasional yang masing-masing dijalankan, dikendalikan, dikembangkan
dan
dipimpin oleh manusia manajemen. Manusia administrasi, manusia yang
mampu
melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dijalankan oleh manusia
manajemen
secara keseluruhan.
Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa manusia administrasi adalah manusia yang mampu menjalankan
fungsi-fungsi perencanaan secara keseluruhan (overall planning),
pengorganisasian secara keseluruhan (overall organizing), pemberian motivasi
secara keseluruhan (overall motivating), Pengawasan secara keseluruhan (overall
controlling), dan pengambilan keputusan secara keseluruhan (overall decision
making). Overall planning dibuat oleh administrator sehingga kadang-kadang disebut
dengan istilah administratif perencanaan (administrative planning).
Overall planning
meliputi segala aspek kegiatan seluruh unit organisasi, yang akan menjadi
landasan kerja pimpinan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal ini
berbeda dengan perencanaan yang dibuat oleh para manager yang disebut
perencanaan manajemen (manajement planning). Perencanaan manajemen hanya
meliputi satu bidang tertentu, dan dibuat oleh manager unit yang memegang tugas
eksekutif. Demikian seterusnya untuk fungsi-fungsi lainnya.
I.
Bagaimana Organisasi Mengelola Kompetensi SDM
Salah
satu faktor penentu keberhasilan/kegagalan organisasi adalah faktor Sumber Daya
Manusia (SDM). Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh
mutu SDM-nya. Penanganan SDM harus dilakukan secara menyeluruh dalam kerangka
sistem pengelolaan SDM yang bersifat strategis, integrated, interrelated dan
unity. Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten, memiliki kompetensi
tertentu yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.
II.
SDM
dan Keunggulan Kompetitif
Sumber
daya perusahaan terdiri dari aset tangible maupun aset intangible seperti
kemampuan, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi dan
pengetahuan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi.
Kemampuannya ini terus diasah oleh perusahaan dari waktu ke waktu dan
perusahaan terus mengembangkan keahliannya sebagai pilar perusahaan agar selalu
memiliki keunggulan kompetitif.
Setiap langkah perusahaan untuk mengembangkan diri dapat
dengan mudah ditiru oleh perusahaan lain sehingga tidak mungkin terus menerus
dipertahankan sebagai competitive advantage. Sebaliknya, SDM merupakan sumber
keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa
intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses
intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. Tak ayal
dalam lingkup industri tertentu yang lukratif dan kompetitif akan diwarnai
dengan bajak-membajak SDM untuk memacu keunggulan kompetitif perusahaan.
Sangat pentingnya kontribusi SDM sebagai salah satu
faktor pendukung kesuksesan perusahaan amat disadari oleh para pimpinan puncak
organisasi. Sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan pengembangan
berkesinambungan terhadap kuantitas dan kualitas “stok” pengetahuan mereka
melalui pelatihan kepada SDM atau merangsang SDM-nya agar “learning by doing” dalam
sebuah semangat yang termaktub dalam learning organization. Membangun kemampuan
SDM yang didasari oleh kapasitas perusahaan untuk mempertahankan karyawannya,
merupakan langkah awal dalam penciptaan aset SDM startegis. Namun langkah awal
tersebut tergantung pada proses organisasi untuk mencetak SDM yang kompeten dan
kemampuan perusahaan untuk merekrut individu-individu terbaik.
III.
Apa Itu Kompetensi SDM ?
Kompetensi
bisa meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku karyawan.
Dalam arti luas, kompetensi akan terkait dengan strategi organisasi. Pengertian
kompetensi juga dapat dipadukan dengan soft skill, hard skill, social skill dan
mental skill. Soft skill menunjukkan intuisi, kepekaan SDM, hard skill
mencerminkan pengetahuan dan keterampilan fisik SDM, social skill menunjukkan
keterampilan dan hubungan social SDM, sementara mental skill menunjukkan mental
SDM.
IV.
Kepedulian
Organisasi terhadap Kompetensi SDM
Organisasi
hidup di dalam lingkungan yang secara terus-menerus mempengaruhi keberadaan dan
kelangsungan hidupnya. Untuk hal ini, organisasi haruslah senantiasa melakukan
upaya-upaya yang dapat memperkokoh keberadaannya di dalam lingkungannya. Upaya
yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan nilai tambah bagi
lingkungannya melalui penyampaian berbagai output yang dihasilkan. Upaya ini
hanya dimungkinkan jika organisasi memiliki SDM yang kompeten.
Sementara itu, kompetensi SDM yang ada di dalam
organisasi tidaklah selalu sesuai dengan apa yang dituntut untuk keberhasilan
sebuah pekerjaan. Tak dapat dipungkuri, ada juga organisasi yang cukup
beruntung karena secara tidak sengaja memiliki SDM yang kompeten yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan sosial yang sangat mendukung
pengetahuan visi dan misi organisasi.
Tidak jarang pula organisasi memiliki SDM yang berasal
dari berbagai macam sumber titipan yang seringkali merepotkan karena tidak
dibarengi dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Atau, tuntutan
perkembangan lingkungan tidak didukung dengan perkembangan kompetensi yang
dihasilkan oleh institusi pendidikan sehingga selalu ada gap antara yang
diharapkan dengan yang ada. Dengan demikian, organisasi mau tidak mau dituntut
untuk dapat melakukan upaya sendiri dalam membangun kompetensi SDM-nya. Upaya
ini secara kontiniu dilakukan mengingat situasi dan kondisi di dalam lingkungan
senantiasa mengalami perubahan.
V.
Pengelolaan
Kompetensi SDM
Bicara mengenai pengelolaan kompetensi SDM, kita
harus mencari tahu bagaimana kompetensi SDM ini dimulai dari segi perencanaan,
pengorganisasian sampai dengan evaluasi.
Pertama, merencanakan kompetensi SDM. Pada tahap ini,
organisasi harus berpijak dari visi dan misi perusahaan, yang kemudian
diterjemahkan ke dalam strategi fungsional yang ada. Maksudnya, visi dan misi
ini diterjemahkan ke dalam strategi pengelolaan SDM-nya, yang kemudian
diterjemahkan menjadi tuntutan kompetensi SDM yang harus dipenuhi.
Misalnya organisasi mempunyai visi untuk menjadi sebuah
perusahaan kelas dunia, maka dalam strategi SDM-nya haruslah mendukung
pengembangan kompetensi yang dapat membantu pencapaian visi menjadi kelas dunia
. Mulai dari penerimaan karyawan baru, harus dibarengi dengan seperangkat
persyaratan yang dapat membantu tersedianya SDM dengan kualitas kelas dunia.
Program-program pengembangan SDM-nya juga harus
mencerminkan arah strategi tersedianya SDM berkualitas. Sistem kompensasi,
karier, dan pemeliharaan SDM pun semuanya haruslah mencerminkan arah strategi
perusahaan.
Selanjutnya, kompetensi
SDM dipetakan agar lebih mudah dalam pengelolaannya. Pemetaan kompetensi ini akan
merupakan rancangan kompetensi yang ingin dibangun organisasi, baik yang
merupakan kompetensi inti maupun kompetensi pendukungnya.
Kedua, pengorganisasian kompetensi SDM. Setelah pemetaan
kompetensi diketahui, organisasi harus melakukan pengelompokan atas kompetensi
tersebut. Pengelompokan dilakukan melalui penentuan bidang-bidang kompetensi
inti yang merupakan tonggak organisasi, maupun bidang kompetensi pendukung.
Ketiga, pengembangan kompetensi. Upaya ini dilakukan
dengan melakukan penilaian terhadap kompetensi yang saat ini telah dimiliki
oleh SDM yang ada. Kemudian dibandingkan dengan pemetaan kompetensi yang telah
dibuat, sehingga akan dapat diketahui gap antara kompetensi yang seharusnya
dimiliki dengan yang diharapkan. Berangkat dari kondisi ini, selanjutnya
organisasi melakukan berbagai upaya pembangunan dan pengembangan kompetensi SDM
sehingga peta kompetensi tadi dapat terisi dengan baik.
Keempat, organisasi melakukan evaluasi terhadap
kompetensi yang sudah dibangun dan dikembangkan tadi, untuk mengetahui sejauh
mana upaya yang dilakukan telah mencapai peta kompetensi yang disusun. Upaya
evaluasi harus senantiasa memperhatikan perkembangan situasi yang ada sehingga
apabila diperlukan, organisasi harus juga melakukan berbagai penyesuaian baik
terhadap peta kompetensi maupun program pengembangan kompetensinya.
Manajemen SDM berbasis kompetensi merupakan salah satu
konsep manajemen SDM yang mengaitkan aktivitas SDM di dalam organisasi dengan
kompetensi inti/dasar yang akan diunggulkan. Berdasarkan peta kompetensi,
selanjutnya organisasi menggunakan peta tersebut sebagai dasar dalam berbagai
keputusan SDM-nya. Mulai dari pelaksanaan pengadaan SDM, dimana penentuan
persyaratan dan prosedur seleksi karyawan dijadikan dasar kompetensinya.
Program sosialisasi, pelatihan dan pengembangan SDM dilakukan dalam rangka
pembangunan kompetensi SDM. Penentuan arah karir, pengelolaan kinerja dan
kompensasi yang diberikan juga berdasarkan pada kompetensi yang dimiliki.
Ada beberapa manfaat
yang dapat diterima dengan dimilikinya peta kompetensi, yaitu :
I. Organisasi mengetahui SDM mana yang siap untuk
mengisi posisi tertentu yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut dan
bagaimana cara untuk menarik atau menyeleksi calon, baik dari dalam perusahaan
maupun dari luar.
II. Organisasi mengetahui arah pengembangan SDM-nya,
bukan hanya sekedar ikut-ikutan trend mode pengembangan SDM yang ada, tetapi
benar-benar mengembangkan SDM sesuai dengan kebutuhan kompetensinya.
III. Organisasi lebih adil dalam memberikan
kompensasinya.
IV. Organisasi dapat menyusun perencanaan karir yang
lebih pasti bagi karyawannya.
V.
Organisasi
lebih adil dalam menilai kinerja karyawan.
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa mengelola kompetensi SDM dapat merupakan solusi
proaktif dalam menangani persoalan SDM, sehingga harus dibangun serta
dikembangkan secara kontinu. Prakteknya tergantung pada organisasi itu sendiri
apakah mau terus berkembang di dalam lingkungannya atau punah karena tidak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1.8. Pengaruh
Sistem Informasi Manajemen terhadap Manusia (MAN)
I.
Bagi Individu
Pesatnya perkembangan
media digital secara nyata akan membawa suatu pola pikir, sikap dan tindakan /
prilaku bagi setiap individu. Dalam wacana praktis, perubahan tersebut paling
tidak akan membawa individu ke dalam pola hidup yang menurutnya efektif dan
efesien. Alasan dasar inilah bagi para kaum kosmopolitan bahwa perkembangan
media digital merupakan media pencerah peradaban yang lebih maju. Yang jelas
pada aras ini, perkembangan media digital akan membawa dampak positif dan
negatif bagi manusia.
I.
Dampak Positif
a.
Kebebasan dan kompetensi individual akan ditingkatkan:
Kemajuan
dalam pengolahan informasi dapat memperluas daya bakat dan kemampuan manusia
(human talent). Seyogiyannya beasiswa atau program lainya digunakan untuk “ mendorong
kecapatan adaptasi” untuk membujuk masyarakat dari lapangan yang berbeda agar
belajar begaimana menggunakan dan memetik manfaat dari teknologi infomasi.
Sistem-sistem
yang baru akan menjamin kenyamanan pribadi yang lebih besar pada individu,
suatu rumah yang lebih aman, dan bahkan” kesepian yang lebih bekurang.”
Masyarakat
akan menulis lebih baik dan lebih cepat dan menyimpan dan berhubungan dengan
ide sacara lebih baik, terima kasih kepada pengolah kata (word-processors).
Individu
akan menikmati bukan sekedar effisiensi yang lebih tinggi dalam melakukan tugas
harian, tapi interaksi yang lebih besar dengan orang dan kepentingan yang lain,
jadi merangsang kreatifitas dan partisipasi pribadi. Pendidikan dapat dibuat
lebih demokratis: metoda mengajar dengan menggunakan computer akan bersifat
responsive kepada individu, kepada kebutuhan dan gaya belajar siswa tertentu.
Karakteristik
sebagian besar dari penanganan informasi saat ini yang membosankan akan dapat
disembuhkan, membebaskan untuk menggunakan waktu pada kreatifitas yang tinggi.
b.
Kemajuan
yang berikutnya akan memperkokoh ekonomi:
Teknologi
yang lebih efesien akan membantu pekerjaan informasi lebih produktif. Teknologi
dapat menjadi subsitusi yang bersih dan energy-lean bagi proses-proses lain
yang menimbulkan polusi dan menghabiskan sumber daya enerji. Informasi pasar
lebih mudah diperoleh, menghasilkan transaksi yang lebih efesien dan langkah
yang lebih persis untuk memperbaiki kegagalan.
Penyampaian
jasa akan menjadi lebih murah, sebab sistem baru memperluas “kehadiran” penyedia
jasa dan membantu dalam membangkitakan pasar. Dengan berkurangya
ketidakpastian, penyesuaian perniagaan dan pemerintah kepada kondisi yang baru
akan bertambah cepat dan lebih efektif.
c.
Tawaran
dari media akan menyajikan suatu rentang minat dan selara yang luas
Berkembangnya
biaknya saluran media ke rumah. Sistem-sistem baru seperti videoteks akan
memudahkan biaya dan keikutsertaan dalam kompetisi media dan jasa informasi
baru, membuat bertambah mendekatnya masa dimana “ setiap orang merupakan
penerbit sendiri.”
Konvergensi
dari teknologi akan menuju suatu fleksibilitas modes komunikasi yang lebih
besar, seperti telah dicontohkan oleh mulainya suratkabar ke dalam bentuk
penyampaian digital yang berbentuk khusus.
d.
Ikatan
Komunitas akan bertambah luas dan kokoh:
Media
interaktif akan memperluas respon terhadap kebutuhan manusia. Komputer akan
membuat sistem informasi yang saat sekarang masih incompatible menjadi
compatible.
II.
Dampak
Negatif
Bagi cara pandang kaum
fundamental akan sangat berbeda dengan kaum kosmopolitan. Mereka menganggap
pesatnya pekembangan media digital sebagai salah satu faktor yang dapat
mengaakibatkan perbenturan budaya. Dalam pandangan Mark Slouka, ini seperti
sebuah paradoks. Di satu pihak, media digital dapat membuka cakrawala dunia
yang sangat menjanjikan yang kaya warna, kaya nuansa, kaya citra, namun disisi
lain ini akan menjadi sebuah dunia yang seakan-akan tanpa kendali. Karenanya
menurut hemat saya, dampak pesatnya media digital paling tidak akan membawa
beberapa dampak perubahan negatif seperti:
Membudayanya budaya massa dalam suatu komunitas masyarakat, dimana pola kehidupan yang dinamis ditimbulkan karena adanya keinginan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rasa sosial terhadap lingkungan sekitar menjadi acuh.
Terjadinya polusi informasi.
Merebaknya kejahatan teknologi seperti pelanggaran hak cipta / pembajakan, cybercrime (kejahatan maya).
Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.
Bagaimanapun dunia yang
semakin mengglobal dan pesatnya perkembangan media digital apabila di sikapi
secara arif dan cerdas, maka yang akan terjadi adalah dampak postif tersebut
akan berpihak terhadap kita, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, tampaknya
kita harus berkontemplasi sejenak bahwa, “sebenarnya perkembangan globalisasi
yang salah satunya ditandai adanya perkembangan media digital itu tidaklah
berbahaya, akan tetapi seharusnya kita tahu bagimana memposisikannya dengan
tepat, itulah kata kuncinya.”
II.
Manfaat
SIM Dalam Organisasi
Pengembangan SIM
memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan
memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. SIM yang baik adalah SIM
yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM
akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul
dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus
menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam
merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan
batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan
akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis
komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang
baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama
perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas
utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi
umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional
perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan
output dari berbagai simulasi model matematika.
I.
Manfaat Strategis untuk Sistem Informasi
Manfaat sistem
informasi manajemen. SIM dapat menolong perusahaan untuk :
a.
Meningkatkan
Efisiensi Operasional
Investasi
di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi
lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan
strategi keunggulan biaya low-cost leadership.
Dengan
menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat
menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry)
dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang
diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun
hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
b.
Memperkenalkan
Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan
ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari
inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat
memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung
beberapa tahun.
Penekanan
utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran
(switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau
pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi
penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh
perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan
sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk
menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
c.
Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
Teknologi
sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini
berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem
informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis
(strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung
strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga
dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan.
Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer
tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk
menjual produk baru kepada konsumen.
Fungsi
dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi,
atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat
berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan
teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang
ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end
users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar
I. SIM dapat menolong perusahaan /organisasi untuk :
a. Meningkatkan efisiensi operasional
b. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
c. Membangun sumber-sumber informasi strategis
II.
Sistem Informasi Manajemen mempunyai 3 tugas
utama di dalam sebuah organisasi, yaitu :
a.
Mendukung
proses bisnis dan operasional suatu organisasi.
b.
Mendukung
pengambilan keputusan
c.
Mendukung
strategi untuk keunggulan kompetitif.
III.
Kerangka
Kerja Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
a.
Foundation
Concepts (Membuat konsep sistem informasi)
b.
Development
Procesess (pengembangan sistem informasi)
c.
Business
Aplications
d.
Management
Challenges
e.
Information
Technologies
III.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA LEMBAGA
PEMERINTAHAN/NEGARA
Pengertian E-Government
E-Government merupakan kependekan
dari elektronik pemerintah. E-Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah
digital, online pemerintah atau pemerintah transformasi.
E-Government adalah
Suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis
elektronik. Suatu penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Atau E-Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan
bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government
dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis.
Ada tiga model
penyampaian E-Government, antara lain :
I.
Government-to-Citizen
atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan
informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat, Memungkinkan pertukaran
informasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, contohnya G2C :
Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen pribadi (Kelahiran
dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan imigrasi,
Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
II.
Government-to-Business
(G2B)
Adalah
transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai informasi
yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan
pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk
membantu pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan
manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G
adalah Sistem e-procurement.
Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis,
Pendaftaran perusahaan, peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan
penjualan yang dilaksanakan oleh pemerintah, hak paten merk dagang, dll
III.
Government-to-Government
(G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran
informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui basisdata
terintegrasi. Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan
legislative, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara
terpadu.
Keuntungan E-Goverment
:
1)
Pelayanan
servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasidapat disediakan 24 jam, 7
hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor . Informasi dapat
dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor
pemerintahan.
2)
Peningkatan
hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya
keterbukaan [transparansi ] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak
menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan
dari semua pihak.
3)
Pemberdayaan
masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang
mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai
contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing
grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang
tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.
4)
Pelaksanaan
pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melaluji
e-mail atau bahkan vidio confernce.
5)
Tenologi
Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut
e-government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan
pemerintah sehingga program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan
lancar.
6)
E-government
juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa
meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
7)
Masyarakat
dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuaat oleh pemerintah sehingga dapat
memperbaiki kinerja pemerintah. Selain
tampilan dan paduan warna yang menarik, informasi-infromasi yang disajikan
sangatlah lengkap dan up to date.
8)
Terdapatnya
informasi transportasi, informasi valuta asing, serta info tentang tinggi muka
air.
9)
Website ini
mencakup banyak aspek seperti hukum, agama, sosial dan budaya, bisnis dan
kawasan bisnisnya, pendidikan, dan sebagainya.
10) Semua terbuka untuk pemerintah dan masyarakat.
Kerugian E-Goverment :
1)
Semakin
bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya
cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus
pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
2)
Kurangnya
interaksi atau komunikasi antara admin (pemerintah) dengan masyarakat, karena
e- government dibuat untuk saling berinteraksi antara pemerintah, masyarakat,
dan pihak lain yang berkepentingan.
3)
Kelemahan
utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses publik untuk
keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok
pemerintah yang dapat mempengaruhi dan bias opini publik.
4)
Pelayanan
yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh system manajemen dan
proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,prosedur dan keterbataasan
SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi k dalam system pemerintahan
5)
Belum
mapannya strategi serta tidak memaadainya anggaran yang dialokasikan untuk
pengembanngan e-government
6)
Inisiatif
merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah
faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai
alikasi dasar yang memungkinkkan interoperabilitas antar situs secara andal,
aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian
7)
Kesenjangan
kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet
IV.
Penerapan
SIM pada Negara Indonesia
I.
Teknologi
Dua faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam strategi pengembangan sistem informasi nasional adalah SDM yang berkualitas dan alternatif sistem atau teknologi yang digunakan. Dari aspek teknologi, tentunya akan sangat berguna jika Indonesia dapat membangun infrastruktur informasi nasional secara mandiri, di samping menambah local content dari peralatan telekomunikasi yang diinstalasi. Beberapa alternatif teknologi informasi hulu, seperti packet radio network dan interkom, telah dibuat sendiri bahkan diimplementasikan dengan swadaya dan swadana masyarakat. Bahkan tidak tanggung-tanggung, digunakan untuk mengintegrasikan beberapa universitas di Indonesia timur dan sekolah menengah atas ke berbagai jaringan perguruan tinggi yang telah beroperasi khususnya di Jawa. Menarik bahwa sebagian besar proses bertumpu pada inisiatif dan swadaya masyarakat. Hal ini sangat membantu proses pendidikan jarak jauh dengan meningkatkan effisiensi pendidik dibantu media elektronik. Tentunya sangat membantu program wajib belajar yang dicanangkan. Badan-badan nasional perlu memikirkan peluang regulasi dan kesempatan untuk memungkinkan percepatan perkembangan infrastruktur informasi hulu berbasis swadaya masyarakat dengan teknologi Indonesia.
Dua faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam strategi pengembangan sistem informasi nasional adalah SDM yang berkualitas dan alternatif sistem atau teknologi yang digunakan. Dari aspek teknologi, tentunya akan sangat berguna jika Indonesia dapat membangun infrastruktur informasi nasional secara mandiri, di samping menambah local content dari peralatan telekomunikasi yang diinstalasi. Beberapa alternatif teknologi informasi hulu, seperti packet radio network dan interkom, telah dibuat sendiri bahkan diimplementasikan dengan swadaya dan swadana masyarakat. Bahkan tidak tanggung-tanggung, digunakan untuk mengintegrasikan beberapa universitas di Indonesia timur dan sekolah menengah atas ke berbagai jaringan perguruan tinggi yang telah beroperasi khususnya di Jawa. Menarik bahwa sebagian besar proses bertumpu pada inisiatif dan swadaya masyarakat. Hal ini sangat membantu proses pendidikan jarak jauh dengan meningkatkan effisiensi pendidik dibantu media elektronik. Tentunya sangat membantu program wajib belajar yang dicanangkan. Badan-badan nasional perlu memikirkan peluang regulasi dan kesempatan untuk memungkinkan percepatan perkembangan infrastruktur informasi hulu berbasis swadaya masyarakat dengan teknologi Indonesia.
II.
Sistem
Informasi Utama
Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan. Salah satu paradigma baru itu adalah perihal perencanaan pembangunan daerah. Mulai tahun 2001, seiring dengan pemberlakuan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, maka perencanaan pembangunan daerah telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Dan dengan terbitnya UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kiat di balik desentralisasi adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, partisipasi dalam perencanaan pembangunan, dan pencapaian akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. Telah banyak dikembangkan sistem informasi yang berbasis data perencanaan pembangunan, yang beroperasi baik di pusat maupun di daerah. Akan tetapi, harus diakui bahwa pada umumnya sistem informasi yang telah dikembangkan itu hanya menyangkut aspek tertentu dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (Simdagri) dan SIM Daerah (Simda), yang penerapan pengelolaannya di daerah dilakukan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di daerah. Contoh lain adalah yang berkaitan dengan aspek ruang, yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dikembangkan melalui proyek berbantuan luar negeri Land Resources Evaluation and Planning (LREP) dan Marine Resources Evaluation and Planning (MREP); atau sistem informasi yang menyangkut aspek lingkungan, seperti Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) serta Neraca Sumber Daya Alam dan Spasial Daerah (NSASD) di setiap daerah. Dengan adanya Sistem Informasi dan Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional (Simrenas) ini, diharapkan dapat menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk perencanaan pembangunan.
Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan. Salah satu paradigma baru itu adalah perihal perencanaan pembangunan daerah. Mulai tahun 2001, seiring dengan pemberlakuan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, maka perencanaan pembangunan daerah telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Dan dengan terbitnya UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kiat di balik desentralisasi adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, partisipasi dalam perencanaan pembangunan, dan pencapaian akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. Telah banyak dikembangkan sistem informasi yang berbasis data perencanaan pembangunan, yang beroperasi baik di pusat maupun di daerah. Akan tetapi, harus diakui bahwa pada umumnya sistem informasi yang telah dikembangkan itu hanya menyangkut aspek tertentu dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (Simdagri) dan SIM Daerah (Simda), yang penerapan pengelolaannya di daerah dilakukan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di daerah. Contoh lain adalah yang berkaitan dengan aspek ruang, yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dikembangkan melalui proyek berbantuan luar negeri Land Resources Evaluation and Planning (LREP) dan Marine Resources Evaluation and Planning (MREP); atau sistem informasi yang menyangkut aspek lingkungan, seperti Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) serta Neraca Sumber Daya Alam dan Spasial Daerah (NSASD) di setiap daerah. Dengan adanya Sistem Informasi dan Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional (Simrenas) ini, diharapkan dapat menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk perencanaan pembangunan.
V.
Penerapan
SIM dalam Bidang Pemerintahan (e-government).
E-government
mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti
menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan
keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses
transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan
jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya
e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan
antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini
kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen),
G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).Manfaat
e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih
baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari
kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2)
Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum.
Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai
pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan
kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang
mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan
belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang
sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat
ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah
yang pas untuk anaknya. (4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.
Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau
bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini
sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat
dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi
semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau
dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah
sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi
yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui
jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan
daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan
dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan
strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk
mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta
perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal
terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong
serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena
itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan
informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah
dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan penerapan e- Government, masih
menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi
masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja sosialisasinya
tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem
informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005
mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap
penerapan e-Government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah
sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan
departemen.
1.9. Peran
Sistem Informasi Manajemen terhadap Profesionalisme dan Eksternalisasi
I.
Profesionalisasi
Pengelolaan Manajemen dan Informasi
Sejarah teknologi informasi juga
merupakan sejarah profesionalisme manajemen. Misalnya, konsep Kuantitas
Pesanan Ekonomi
(economic order quantity / EOQ) dan rumus untuk menghitungnya dikembangkan pada
awal 1900-an, namun konsep tersebut tidak diterapkan secara luas dalam praktek
sampai tahun 1960an, ketika perusahaan mulai mengembangkan perangkat lunak yang
mengotomatisasi perhitungannya. Dalam hal untuk menerapkan fungsi komputasi ke dalam tugas sebuah organisasi, hal tersebut mendorong
terciptanya praktik manajemen baru.
Seiring berjalannya waktu, gagasan
manajemen seperti EOQ dan tagihan material tersebar di antara organisasi
melalui banyak saluran: gerakan pribadi, masyarakat profesional, manajemen
pendidikan, organisasi penelitian dan industri perangkat lunak dan layanan
profesional yang berkembang. Profesionalisasi dalam pengelolaan manajemen dan
informasi telah diyakini sebagai cara terbaik untuk melakukan sesuatu dalam
organisasi. Sehingga pada tahap selanjutnya adalah bagaimana menciptakan hal tersebut kedalam sebuah perangkat lunak
dan dipatenkan. Sekarang tidak mungkin melakukan banyak hal dalam organisasi tanpa
sistem informasi. Akuntan, perencana, pemasar, pakar sumber daya manusia dan
analis keuangan semuanya diharapkan dapat mengetahui bagaimana menggunakan
aplikasi manajemen dan informasi dalam melakukan pekerjaan mereka.
Profesionalisme yang didukung dan
diperkuat oleh teknologi informasi juga dipercepat dalam pengelolaan informasi
domain. Asosiasi profesi seperti Assosiation for Computing Machinery (ACM),
Asosiasi Profesional Teknologi Informasi (dahulu adalah lembaga pengelola
pengolahan data dan asosiasi akuntan mesin nasional). Dan masyarakat untuk
manajemen informasi tanggal kembali ke tahun 1950an dan 1960an. Namun, dua
dekade terakhir ini telah melihat peningkatan profesionalisme dari pekerjaan
utama terkait TI: operasi TI, pengembangan perangkat lunak, manajemen proyek,
dan pengelolaan umum dari TI.
Diantaranya
adalah :
•
Dengan
ditemukannya metode IT Infrastucture Library (ITIL), yang berusaha mengkodifikasi
praktik yang berkaitan dengan pengelolaan layanan TI, diterbitkan pada
tahun1989.
•
Model
Mitos Kemampuan Memanfaatkan (CMM), yang mendefinisikan sebuah proses untuk
perbaikan terus-menerus dalam rekayasa perangkat lunak, pertama kali
diluncurkan pada tahun 1991.
•
Project
Management Institute (PMI) merilis versi pertama dari 'Book of Knowledge' pada
tahun 1996. Pada tahun 2005, sertifikasi PMI dianggap sebagai tanda manajer
proyek TI 'berkualitas' (Meyer 2005).
•
Inisiatif profesionalisme TI lainnya
adalah Asosiasi Manajemen
Keuangan TI, yang didirikan pada tahun 1988, Tujuan Pengendalian untuk Bisnis
dan Teknologi Informasi Terkait (COBIT), yang pertama kali diterbitkan pada
tahun 1996,
Singkatnya, teknologi informasi
telah berkontribusi pada profesionalisasi selain itu, manajemen informasi itu
sendiri telah diprofesionalkan melalui sebuah proses yang didukung dan
diperkuat oleh penggunaan TI. Akibatnya, praktik pengelolaan informasi
yang pada awalnya
merupakan pekerjaan kerajinan dengan praktik yang disesuaikan oleh individu dan
organisasi, profesionalisasi yang meningkat memberikan manajemen informasi
karakter transorganisasional. Diantara konsekuensi lainnya, profesionalisme
memacu pergerakan TI - menggunakan organisasi. Hal Ini juga yang memprakarsai munculnya
eksternalisasi TI.
- Eksternalisasi TI
Dengan adanya manusia yang semakin
profesional mendukung terbentuknya
sebuah pergerakan profesional dibidang teknologi itu sendiri.
Pergerakan tersebut diwujudkan dalam bentuk sebuah organisasi yang
mengkhususkan diri dalam penyediaan dan pelayanan TI atau yang lebih dikenal
dengan Outsourcing TI.
Operasi dan
pemeliharaan perangkat lunak Outsourcing TI telah menjadi bisnis yang booming
sejak tahun 1989, ketika Eastman Kodak Company yang berkinerja buruk
mengejutkan komunitas bisnis dengan mengumumkan keinginannya untuk melakukan
outsourcing semua aktivitas TI. Keputusan dalam melakukan outsourcing TI
merupakan keputusan yang sesuai dengan ideologi bisnis pada saat itu yaitu
‘Berpegang teguh pada bisnis utama dan merancang ulang proses bisnis untuk
dapat mengendalikan bisnis value.
Daftar
Pustaka:
3.
http://www.computerhistory.org/revolution/calculators/1/47
4.
https://www.telegraph.co.uk/technology/connecting-britain/alexander-graham-bell-unveils-telephone/
6.
Lucey,
T. (2004) “Management Information Systems” Cengage Learning
13. https://books.google.co.id/books?id=yrUTjTGj_BcC&printsec=frontcover&dq=the+oxford+handbook+of+management+information+system&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjsqaj4jrfcAhXRb30KHaolCSEQ6AEIJzAA#v=onepage&q&f=false
Tidak ada komentar:
Posting Komentar