I.
Bagi Individu
Pesatnya perkembangan
media digital secara nyata akan membawa suatu pola pikir, sikap dan tindakan /
prilaku bagi setiap individu. Dalam wacana praktis, perubahan tersebut paling
tidak akan membawa individu ke dalam pola hidup yang menurutnya efektif dan
efesien. Alasan dasar inilah bagi para kaum kosmopolitan bahwa perkembangan
media digital merupakan media pencerah peradaban yang lebih maju. Yang jelas
pada aras ini, perkembangan media digital akan membawa dampak positif dan
negatif bagi manusia.
I.
Dampak Positif
a.
Kebebasan dan kompetensi individual akan ditingkatkan:
Kemajuan
dalam pengolahan informasi dapat memperluas daya bakat dan kemampuan manusia
(human talent). Seyogiyannya beasiswa atau program lainya digunakan untuk “ mendorong
kecapatan adaptasi” untuk membujuk masyarakat dari lapangan yang berbeda agar
belajar begaimana menggunakan dan memetik manfaat dari teknologi infomasi.
Sistem-sistem
yang baru akan menjamin kenyamanan pribadi yang lebih besar pada individu,
suatu rumah yang lebih aman, dan bahkan” kesepian yang lebih bekurang.”
Masyarakat
akan menulis lebih baik dan lebih cepat dan menyimpan dan berhubungan dengan
ide sacara lebih baik, terima kasih kepada pengolah kata (word-processors).
Individu
akan menikmati bukan sekedar effisiensi yang lebih tinggi dalam melakukan tugas
harian, tapi interaksi yang lebih besar dengan orang dan kepentingan yang lain,
jadi merangsang kreatifitas dan partisipasi pribadi. Pendidikan dapat dibuat
lebih demokratis: metoda mengajar dengan menggunakan computer akan bersifat
responsive kepada individu, kepada kebutuhan dan gaya belajar siswa tertentu.
Karakteristik
sebagian besar dari penanganan informasi saat ini yang membosankan akan dapat
disembuhkan, membebaskan untuk menggunakan waktu pada kreatifitas yang tinggi.
b.
Kemajuan
yang berikutnya akan memperkokoh ekonomi:
Teknologi
yang lebih efesien akan membantu pekerjaan informasi lebih produktif. Teknologi
dapat menjadi subsitusi yang bersih dan energy-lean bagi proses-proses lain
yang menimbulkan polusi dan menghabiskan sumber daya enerji. Informasi pasar
lebih mudah diperoleh, menghasilkan transaksi yang lebih efesien dan langkah
yang lebih persis untuk memperbaiki kegagalan.
Penyampaian
jasa akan menjadi lebih murah, sebab sistem baru memperluas “kehadiran” penyedia
jasa dan membantu dalam membangkitakan pasar. Dengan berkurangya
ketidakpastian, penyesuaian perniagaan dan pemerintah kepada kondisi yang baru
akan bertambah cepat dan lebih efektif.
c.
Tawaran
dari media akan menyajikan suatu rentang minat dan selara yang luas
Berkembangnya
biaknya saluran media ke rumah. Sistem-sistem baru seperti videoteks akan
memudahkan biaya dan keikutsertaan dalam kompetisi media dan jasa informasi
baru, membuat bertambah mendekatnya masa dimana “ setiap orang merupakan
penerbit sendiri.”
Konvergensi
dari teknologi akan menuju suatu fleksibilitas modes komunikasi yang lebih
besar, seperti telah dicontohkan oleh mulainya suratkabar ke dalam bentuk
penyampaian digital yang berbentuk khusus.
d.
Ikatan
Komunitas akan bertambah luas dan kokoh:
Media
interaktif akan memperluas respon terhadap kebutuhan manusia. Komputer akan
membuat sistem informasi yang saat sekarang masih incompatible menjadi
compatible.
II.
Dampak
Negatif
Bagi cara pandang kaum
fundamental akan sangat berbeda dengan kaum kosmopolitan. Mereka menganggap
pesatnya pekembangan media digital sebagai salah satu faktor yang dapat
mengaakibatkan perbenturan budaya. Dalam pandangan Mark Slouka, ini seperti
sebuah paradoks. Di satu pihak, media digital dapat membuka cakrawala dunia
yang sangat menjanjikan yang kaya warna, kaya nuansa, kaya citra, namun disisi
lain ini akan menjadi sebuah dunia yang seakan-akan tanpa kendali. Karenanya
menurut hemat saya, dampak pesatnya media digital paling tidak akan membawa
beberapa dampak perubahan negatif seperti:
Membudayanya budaya massa dalam suatu komunitas masyarakat, dimana pola kehidupan yang dinamis ditimbulkan karena adanya keinginan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rasa sosial terhadap lingkungan sekitar menjadi acuh.
Terjadinya polusi informasi.
Merebaknya kejahatan teknologi seperti pelanggaran hak cipta / pembajakan, cybercrime (kejahatan maya).
Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.
Bagaimanapun dunia yang
semakin mengglobal dan pesatnya perkembangan media digital apabila di sikapi
secara arif dan cerdas, maka yang akan terjadi adalah dampak postif tersebut
akan berpihak terhadap kita, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, tampaknya
kita harus berkontemplasi sejenak bahwa, “sebenarnya perkembangan globalisasi
yang salah satunya ditandai adanya perkembangan media digital itu tidaklah
berbahaya, akan tetapi seharusnya kita tahu bagimana memposisikannya dengan
tepat, itulah kata kuncinya.”
II.
Manfaat
SIM Dalam Organisasi
Organisasi harus
menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam
merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan
batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan
akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis
komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang
baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama
perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas
utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi
umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional
perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan
output dari berbagai simulasi model matematika.
I.
Manfaat Strategis untuk Sistem Informasi
Manfaat sistem
informasi manajemen. SIM dapat menolong perusahaan untuk :
a.
Meningkatkan
Efisiensi Operasional
Investasi
di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi
lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan
strategi keunggulan biaya low-cost leadership.
Dengan
menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat
menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry)
dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang
diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun
hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
b.
Memperkenalkan
Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan
ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari
inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat
memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung
beberapa tahun.
Penekanan
utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran
(switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau
pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi
penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh
perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan
sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk
menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
c.
Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis
Teknologi
sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini
berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem
informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis
(strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung
strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga
dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan.
Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer
tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk
menjual produk baru kepada konsumen.
Fungsi
dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi,
atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat
berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan
teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang
ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end
users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.
I.
SIM dapat
menolong perusahaan /organisasi untuk :
a.
Meningkatkan
efisiensi operasional
a.
Memperkenalkan
inovasi dalam bisnis
b.
Membangun
sumber-sumber informasi strategis
II.
Sistem Informasi Manajemen mempunyai 3 tugas
utama di dalam sebuah organisasi, yaitu :
c.
Mendukung
proses bisnis dan operasional suatu organisasi.
d.
Mendukung
pengambilan keputusan
e.
Mendukung
strategi untuk keunggulan kompetitif.
III.
Kerangka
Kerja Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
a. Foundation
Concepts (Membuat konsep sistem informasi)
b.
Development
Procesess (pengembangan sistem informasi)
c.
Business
Aplications
d.
Management
Challenges
e.
Information
Technologies
III.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA LEMBAGA
PEMERINTAHAN/NEGARA
Pengertian E-Government
E-Government merupakan kependekan
dari elektronik pemerintah. E-Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah
digital, online pemerintah atau pemerintah transformasi.
E-Government adalah
Suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis
elektronik. Suatu penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Atau E-Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan
bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government
dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis.
Ada tiga model
penyampaian E-Government, antara lain :
I.
Government-to-Citizen
atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan
informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat, Memungkinkan pertukaran
informasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, contohnya G2C :
Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen pribadi (Kelahiran
dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan imigrasi,
Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
II.
Government-to-Business
(G2B)
Adalah
transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai informasi
yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan
pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk
membantu pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan
manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G
adalah Sistem e-procurement.
Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis,
Pendaftaran perusahaan, peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan
penjualan yang dilaksanakan oleh pemerintah, hak paten merk dagang, dll
III.
Government-to-Government
(G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran
informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui basisdata
terintegrasi. Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan
legislative, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara
terpadu.
Keuntungan E-Goverment
:
1)
Pelayanan
servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasidapat disediakan 24 jam, 7
hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor . Informasi dapat
dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor
pemerintahan.
2)
Peningkatan
hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya
keterbukaan [transparansi ] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak
menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan
dari semua pihak.
3)
Pemberdayaan
masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang
mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai
contoh, data-data tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing
grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang
tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.
4)
Pelaksanaan
pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melaluji
e-mail atau bahkan vidio confernce.
5)
Tenologi
Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut
e-government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan
pemerintah sehingga program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan
lancar.
6)
E-government
juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa
meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
7)
Masyarakat
dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuaat oleh pemerintah sehingga dapat
memperbaiki kinerja pemerintah. Selain
tampilan dan paduan warna yang menarik, informasi-infromasi yang disajikan
sangatlah lengkap dan up to date.
8)
Terdapatnya
informasi transportasi, informasi valuta asing, serta info tentang tinggi muka
air.
9)
Website ini
mencakup banyak aspek seperti hukum, agama, sosial dan budaya, bisnis dan
kawasan bisnisnya, pendidikan, dan sebagainya.
10) Semua terbuka untuk pemerintah dan masyarakat.
Kerugian E-Goverment :
1)
Semakin
bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya
cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus
pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
2)
Kurangnya
interaksi atau komunikasi antara admin (pemerintah) dengan masyarakat, karena
e- government dibuat untuk saling berinteraksi antara pemerintah, masyarakat,
dan pihak lain yang berkepentingan.
3)
Kelemahan
utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses publik untuk
keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok
pemerintah yang dapat mempengaruhi dan bias opini publik.
4)
Pelayanan
yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh system manajemen dan
proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,prosedur dan keterbataasan
SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi k dalam system pemerintahan
5)
Belum
mapannya strategi serta tidak memaadainya anggaran yang dialokasikan untuk
pengembanngan e-government
6)
Inisiatif
merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah
faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai
alikasi dasar yang memungkinkkan interoperabilitas antar situs secara andal,
aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian
7)
Kesenjangan
kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet
IV.
Penerapan
SIM pada Negara Indonesia
I.
Teknologi
Dua faktor utama yang perlu diperhitungkan
dalam strategi pengembangan sistem informasi nasional adalah SDM yang
berkualitas dan alternatif sistem atau teknologi yang digunakan. Dari aspek
teknologi, tentunya akan sangat berguna jika Indonesia dapat membangun
infrastruktur informasi nasional secara mandiri, di samping menambah local
content dari peralatan telekomunikasi yang diinstalasi. Beberapa alternatif
teknologi informasi hulu, seperti packet radio network dan interkom, telah
dibuat sendiri bahkan diimplementasikan dengan swadaya dan swadana masyarakat.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, digunakan untuk mengintegrasikan beberapa
universitas di Indonesia timur dan sekolah menengah atas ke berbagai jaringan
perguruan tinggi yang telah beroperasi khususnya di Jawa. Menarik bahwa
sebagian besar proses bertumpu pada inisiatif dan swadaya masyarakat. Hal ini
sangat membantu proses pendidikan jarak jauh dengan meningkatkan effisiensi
pendidik dibantu media elektronik. Tentunya sangat membantu program wajib
belajar yang dicanangkan. Badan-badan nasional perlu memikirkan peluang
regulasi dan kesempatan untuk memungkinkan percepatan perkembangan
infrastruktur informasi hulu berbasis swadaya masyarakat dengan teknologi
Indonesia.
II.
Sistem
Informasi Utama
Sistem informasi telah berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat
berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan.
Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta
mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sistem informasi yang
dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah
adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan
pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan
paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan. Salah satu
paradigma baru itu adalah perihal perencanaan pembangunan daerah. Mulai tahun
2001, seiring dengan pemberlakuan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, maka
perencanaan pembangunan daerah telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Dan
dengan terbitnya UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin
terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang,
antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, kiat di balik desentralisasi adalah peningkatan pelayanan
kepada masyarakat, partisipasi dalam perencanaan pembangunan, dan pencapaian akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi. Telah banyak dikembangkan sistem informasi yang
berbasis data perencanaan pembangunan, yang beroperasi baik di pusat maupun di
daerah. Akan tetapi, harus diakui bahwa pada umumnya sistem informasi yang
telah dikembangkan itu hanya menyangkut aspek tertentu dalam perencanaan
pembangunan. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri
(Simdagri) dan SIM Daerah (Simda), yang penerapan pengelolaannya di daerah
dilakukan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di daerah. Contoh lain
adalah yang berkaitan dengan aspek ruang, yaitu Sistem Informasi Geografis
(SIG), yang dikembangkan melalui proyek berbantuan luar negeri Land Resources
Evaluation and Planning (LREP) dan Marine Resources Evaluation and Planning
(MREP); atau sistem informasi yang menyangkut aspek lingkungan, seperti Neraca
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) serta Neraca Sumber Daya Alam
dan Spasial Daerah (NSASD) di setiap daerah. Dengan adanya Sistem Informasi dan
Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional (Simrenas) ini, diharapkan dapat
menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan
komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk
perencanaan pembangunan.
V.
Penerapan
SIM dalam Bidang Pemerintahan (e-government).
E-government
mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti
menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan
keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses
transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan
jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya
e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan
antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini
kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen),
G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).Manfaat
e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih
baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari
kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2)
Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum.
Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai
pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan
kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang
mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan
belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang
sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat
ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah
yang pas untuk anaknya. (4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.
Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau
bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini
sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat
dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi
semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau
dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah
sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi
yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui
jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan
daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan
dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan
strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk
mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta
perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal
terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong
serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena
itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan
informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah
dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan penerapan e- Government, masih
menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi
masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja sosialisasinya
tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem
informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005
mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap
penerapan e-Government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah
sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan
departemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar